Unai Emery Begitu Cocok dengan Liga Europa

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Jika Zinedine Zidane merupakan satu-satunya pelatih yang sukses meraih hat-trick juara di Liga Champions (2015–2016, 2016–2017, 2017–2018), predikat itu di Liga Europa menjadi milik Unai Emery. Bersama Sevilla, Emery berjaya pada musim 2013–2014, 2014–2015, dan 2015–2016.

Belum termasuk saat Emery meloloskan Arsenal ke final Liga Europa dua musim lalu (2018–2019). Musim ini Emery yang menjalani musim pertama bersama Villarreal CF juga sukses meluncur hingga semifinal.

Alhasil, muncul pelesetan Emery League untuk menggambarkan tradisi kesuksesan pelatih 49 tahun itu di Liga Europa.

Hanya, tantangan Emery untuk membawa Villarreal CF melaju lebih jauh tidak akan mudah. Di semifinal, dia bakal dihadang mantan klubnya, Arsenal. Kenangan terakhir Emery bersama The Gunners sangat menyakitkan lantaran berujung pemecatan pada 29 November 2019.

Bahkan, Emery mendapat olok-olok yang viral dari Gooners maupun media-media di Inggris karena mengucapkan good evening menjadi good ebening.

Namun, Emery enggan membahas reuni melawan Arsenal. ”Aku hanya ingin membicarakan Villarreal yang sudah memiliki kredibilitas bagus di level Eropa. Ini sekaligus kesempatanku (untuk meraih kesuksesan) bersama Villarreal,” tuturnya seperti dikutip Diario AS.

Seiring slot semifinal lainnya mempertemukan antara favorit juara Manchester United kontra AS Roma, siapa pun yang mengangkat trofi dalam final di Stadion Miejski, Gdansk, pada 27 Mei mendatang bakal berstatus jawara baru di Liga Europa.

”Kami sangat senang semakin dekat dengan fase akhir ajang ini dan berharap mencapai hasil terbaik,” kata tactician Arsenal Mikel Arteta kepada London Evening Standard.

Arteta juga memberikan tanggapan tentang pertemuannya dengan Emery. Pertemuan pertama mereka. ”Dia pelatih yang hebat dan sangat berpengalaman di ajang ini. Villarreal juga tim yang sangat bagus,” tuturnya.

Pertemuan antara manajer United Ole Gunnar Solskjaer dan allenatore AS Roma Paulo Fonseca juga baru kali pertama. Solskjaer maupun Fonseca sekaligus menjalani musim kedua di klub masing-masing serta belum mampu mempersembahkan gelar juara.

Solskjaer diklaim lebih memprioritaskan berprestasi di Liga Europa ketimbang mengejar Manchester City yang sudah terlalu jauh memuncaki klasemen Premier League.

Indikasinya adalah keputusan pertukaran jatah main di posisi kiper. David de Gea kini dimainkan di Liga Europa, sedangkan Dean Henderson mulai sering tampil reguler di Premier League. ”Menyerah dalam persaingan juara tidak pernah ada dalam DNA Manchester United,” kelit Solskjaer kepada Manchester Evening News. 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.