Untuk Jadi Juara, Nasib Atletico Ditentukan oleh Diri Mereka Sendiri

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Atletico Madrid masih favorit sebagai kampiun La Liga musim ini setelah berakhirnya jornada ke-35 akhir pekan lalu. Sebab, Atletico memiliki keunggulan dua poin (77-75) atas Real Madrid maupun FC Barcelona dengan sisa tiga lawan yang di atas kertas bisa dilibas.

Mungkin hanya peringkat kelima Real Sociedad yang menyulitkan Atletico di Wanda Metropolitano dini hari nanti (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 03.00 WIB).

Dua lawan terakhir, Osasuna (17/5) dan Real Valladolid (23/5), saat ini sama-sama berada di luar sepuluh besar klasemen sementara.

”Kami tidak mau berkalkulasi di setiap laga. Kami harus memenangi setiap laga tersisa,” ucap kapten sekaligus gelandang Atletico Koke di laman resmi klub.

Sapu bersih memang menjadi target tim asuhan Diego Simeone. Tetapi, ada juga syarat yang tak kalah penting untuk memenangi tiga jornada terakhir. Yakni, melanjutkan permainan rapi minim kartu yang secara mengejutkan mampu diperagakan Koke cs.

Hingga jornada ke-35, belum ada pemain Atletico yang mendapat kartu merah. Padahal, filosofi bermain Los Colchoneros masih sama. Yaitu, Cholismo ala Cholo –julukan Diego Simeone– dengan direct football, agresif, dan pragmatis.

Statistik mencatat, Atletico masih masuk empat besar di La Liga musim ini sebagai tim dengan pelanggaran terbanyak (465 kali) atau 13,3 pelanggaran per laga.

Lalu, kenapa pemain Atletico bisa bersih dari kartu merah? Hal itu terletak pada kejelian Simeone dan komitmen pemain yang lebih solid untuk meminimalkan kartu.

Atletico sejatinya sudah membukukan 92 kartu kuning (KK). Jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Real (53 KK) maupun Barca (63 KK).

Tapi, sudah tiga kartu merah yang diterima pemain Real dan dua pemain Barca yang sudah diusir wasit di tengah laga. ”Dibutuhkan kecermatan dalam membaca situasi pertandingan,” kata Simeone kepada Marca.

Yang dimaksud Simeone, salah satunya, tersaji ketika Atletico bermain seri tanpa gol kontra Barca (9/5). Gelandang Saul Niguez yang mendapat kartu kuning pada menit ke-35 langsung diganti pada menit ke-54.

Koke juga pernah mengalami ketika Atletico kalah 0-2 oleh Levante pada jornada ke-24 (21/2). Kala itu dia mendapat kartu kuning pada menit ke-70. Empat menit berselang, dia ditarik ke luar.

Simeone juga memiliki aturan tidak tertulis tentang tanggung jawab penuh di lapangan. Yaitu, jika pemain yang sudah mendapat kartu kuning merupakan elemen penting tim atau setidaknya tidak ada pemain di bangku cadangan yang bisa menggantikan perannya, pemain itu diharapkan tetap bertahan di lapangan sampai akhir.

Bek tengah Stefan Savic yang sudah mengemas 13 KK dan gelandang Marcos Llorente (6 KK) termasuk paling bagus merespons aturan tersebut. Dua pemain itu tidak pernah diganti Simeone meski dalam situasi mendapat kartu kuning.

Dan, kontribusi mereka impresif. Savic mengoleksi total 96 sapuan, 42 intersep, dan 39 blok. Terbaik di antara seluruh bek tengah Atletico. Sementara itu, Llorente musim ini bertransformasi menjadi gelandang produktif seiring mencetak 12 gol dan 10 assist dari 34 jornada.

”Satu-satunya hal yang saya minta dari para pemain adalah bermain dengan menjadi diri mereka sendiri. Saya gembira karena mereka mampu melakukannya dan itu membuat tim ini mampu bersaing (dalam perburuan juara La Liga, Red),” beber Simeone.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.