[ad_1]
JawaPos.com – Plastik tak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Timbunan limbah plastik sebagai dampak penggunaan berbagai jenis plastik dalam jumlah yang besar, baik oleh industri maupun rumah tangga, memerlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam pengelolaannya.
Direktur Jenderal PLSB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien menegaskan dukungan pemerintah terhadap sejumlah inisitif dan langkah-langkah positif dalam menangani permasalahan pengelolaan sampah.
Dia mengungkapkan bahwa ada tiga pendekatan yang dilakukan pemerintah guna menekan sampah plastik, yaitu pendekatan zero waste melalui perubahan perilaku, pendekatan teknologi, dan pendekatan ekonomi sirkular.
“Prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle, dan ekonomi sirkular sudah menjadi kerangka kerja dalam kebijakan nasional dan strategi pengelolaan sampah di darat maupun laut,” ungkap Rosa.
Pendekatan ekonomi sirkular dikedepankan karena sampah plastik mendatangkan nilai ekonomi baru sekaligus mengurangi timbunan sampah yang pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan.
“Selain mengurangi pencemaran lingkungan, keberadaan industri daur ulang limbah plastik juga bisa mendatangkan nafkah bagi masyarakat pengepul. Sebuah win-win solution,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim, sependapat jika kegiatan daur ulang limbah plastik adalah salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular.
Sejak dibentuk pada 2015, ADUPI yang memiliki 499 anggota di 7 provinsi yang terdiri dari pengepul sampah plastik partai besar dan pabrik daur ulang ini secara aktif melakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku untuk dijadikan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi
Bisnis daur ulang plastik sendiri, jelasnya, memiliki potensi yang besar. Terlihat dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang di ADUPI saja bisa mencapai 400.000 ton per tahun. Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik juga berperan menumbuhkan lapangan pekerjaan dalam platform ekonomi sirkular.
Christine menyebutkan, saat ini ADUPI berkolaborasi dengan Le Minerale dalam upaya proses daur ulang botol PET yang mendukung ekonomi sirkular.
Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya pada kesempatan yang sama mengatakan, sebagai salah satu produsen air minum yang mengunakan plastik sebagai kemasan produk, Le Minerale memiliki komitmen yang tinggi dan bersinergi terhadap upaya pemerintah dan Lingkungan dalam hal pengelolaan sampah khususnya plastik.
Menurutnya, upaya bersama, mulai dari individu, rumah tangga, masyarakat, organisasi, produsen, dan pemerintah dalam mengelolah dan daur ulang sampah plastik akan menjadi kekuatan besar dalam menjaga pelestarian lingkungan.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!