Vaksin Merah Putih Sudah Disuntikkan ke 40 Makaka

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Vaksin Merah Putih platform Universitas Airlangga (Unair) menunjukkan progres yang bagus. Saat ini vaksin tersebut telah masuk tahap uji praklinis tahap II terhadap hewan makaka. Total sudah 40 makaka yang mendapatkan suntikan vaksin berbasis inactivated virus itu.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan, proses uji praklinis tahap II berjalan cukup lancar. Meski sempat mengalami kendala hewan makaka, kini penyuntikan vaksin sudah dilakukan terhadap 40 makaka.

’’Iya awalnya baru delapan makaka yang disuntik vaksin. Secara bertahap, hewan makaka tersebut dikirim dan kami vaksin,” katanya.

Nyoman menuturkan, 40 makaka yang dipakai untuk uji praklinis tahap II tersebut diperoleh dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

’’Kami di-support Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk kebutuhan persediaan makaka. Jadi, langsung cepat,” ujarnya.

Makaka yang diperoleh tim peneliti Unair melebihi target sebelumnya. Bahkan memiliki kriteria lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam uji praklinis tahap II. Mulai makaka anak-anak, remaja, hamil, jantan, hingga betina.

’’Bahkan, makaka dengan usia kehamilan tertentu juga ada. Jadi, ada 40-an yang disuntik vaksin,” katanya.

Uji praklinis tahap II terhadap makaka, lanjut dia, dilakukan di Biosafety Level 3 (BSL 3) milik Unair. Seluruh proses penyuntikan vaksin sudah selesai. Tinggal melihat hasil respons imun pada makaka yang telah disuntik vaksin dan diuji tantang dengan virus Covid-19, termasuk varian Delta.

’’Setelah tahapan ini, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Kalau itu sudah selesai, awal Oktober nanti bisa dimulai uji klinis fase I,” ujarnya.

Setelah uji klinis fase I, dilanjutkan fase II dan III. Harapannya, pada April 2022, vaksin inactivated virus buatan Unair mendapat izin emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

’’Kemudian, PT Biotis bisa memproduksi massal untuk digunakan secara massal,” imbuhnya.

Nyoman menjelaskan, setelah makaka disuntik vaksin lengkap dan diuji tantang, analisis hasil respons imun dilakukan. Prosesnya pun membutuhkan waktu cukup lama. ’’Semua harus tidak ada organ yang rusak pada monyet. Setelah hasil respons imun bagus, baru dilakukan ke manusia,” kata dia.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.