[ad_1]
JawaPos.com – Pemkab Sumedang mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo atas capaian vaksinasi terbaik di Jawa Barat. Sampai Rabu (1/8) malam, telah mencapai 26,55 persen. Itu berarti, dari 245.116 jiwa dari jumlah 923.200 sasaran sudah divaksinasi Covid-19.
Apresiasi tersebut disampaikan oleh presiden ketika memberikan arahan kepada Gubernur serta Forkopimda Jawa Barat dan bupati/wali kota se-Jawa Barat di Teras Pendopo Kabupaten Kuningan, Selasa (31/8). Bupati Dony Ahmad Munir yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, capaian vaksinasi tersebut merupakan hasil inisiasi dan kerja keras bersama.
“Pemerintah Daerah Sumedang mengucapkan terima kasih kepada TNI, Polda Jabar, anggota DPR Tb. Hasanudin, anggota DPR Farah Mutia, IKA Unpad, IPDN yang berpartisipasi mengalokasikan vaksin untuk warga sumedang,” katanya dalam keterangan pers.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh 35 Puskesmas, Urkes Polres Sumedang, Kesdim 0610 Sumedang, Urkes Brimob Polda Jabar, Tim Mobile Vaksin Dinkes, Pos Vaksin Dinkes, RSUD dan pihak lainnya yang bahu-membahu mendistribusikan vaksin kepada masyarakat Sumedang.
“Semoga seluruh masyarakat Sumedang bisa mendapatkan vaksin dan pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Tetap jaga protokol kesehatan. Salam sehat,” ujarnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam laporannya ke Presiden Jokowi bersyukur karena saat ini tingkat keterisian rumah sakit hanya 16,9 persen. Itu merupakan sejarah terendah dalam BOR (Board Occupancy Rate) di Jawa Barat.
“BOR rumah sakit kami di akhir Juli lalu mencapai puncaknya di angka 91 persen. Sekarang turunnya sangat jauh. Tingkat kematian juga di bawah rata-rata nasional 1,9 persen, kasus aktif tinggal 3,28 persen atau 22 ribu pasien aktif, sudah tidak tertinggi lagi dibanding provinsi lain,” ucapnya.
Dikatakan Ridwan Kamil, sesuai arahan presiden untuk meningkatkan kesembuhan dan mengurangi tingkat kematian ada program pengiriman obat gratis dananya dari APBD. “Tingkat kepatuhan memakai masker terpantau di angka 91 persen, menjaga jarak 87 persen. Semua karena setiap hari Pak Kapolda, Pak Pangdam dan Satpol PP memonitor ruang-ruang publik dan melaporkannya melalui aplikasi. Jadi alhamdulillah kedisiplinan terjaga dengan baik,” ujarnya.
Ia juga melaporkan, PPKM di Jawa Barat mayoritas sudah di Level 3 dan sudah tidak ada lagi PPKM Level 4. Saat ini semua sedang didorong memasuki PPKM Level 2. “Karena kedaruratan sudah terlewati maka fokus kami sekarang adalah bekerja sama menyelesaikan vaksinasi. Seperti yang Bapak saksikan, vaksinasi terbagi oleh tiga pihak. Satu oleh pemerintah daerah, Kedua oleh TNI Polri, dan Ketiga dari organisasi profesi, organisasi politik, dan lainnya,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Dia menerangkan, Per 31 Agustus 2021 Jawa Barat baru mendapat 16 juta dosis vaksin. padahal kebutuhannya mencapai 37 juta vaksin dari jumlah penduduk 50 juta jiwa.
“Kami membutuhkan 15 juta dosis vaksin per bulan. Sesederhana itu. Jadi kalau Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kesehatan bisa mengalokasikan 15 juta dosis vaksin perbulan. Kami bisa menyelesaikan pada Desember 2021,” katanya.
Dikatakan Gubernur, pada Mei 2021 rata-rata hanya 50 ribu dosis perbulan. Sedangkan wal Agustus 2021 sudah naik ke 150 ribu dan saat 17 Agustus bisa melewati 200 ribu. “Puncaknya dengan kekompakan kami semua, pada tanggal 28 Agustus 2021 kita mencapai Rekor MURI 420 ribu dosis vaksin perhari,” ucapnya.
Ridwan Kamil juga mengarahkan agar sekolah tatap muka bisa segera diselenggarakan tanpa harus seluruh siswanya divaksin dahulu. “Yang terpenting protokol kesehatan dipenuhi di sekolah-sekolah atau pesantren. Bapak Presiden juga tentu memonitor di Jawa Barat (situasinya) kondusif, tidak pernah terdengar ada dinamika-dinamika sosail politik karena Covid-19. Kami rajin berkomunikasi secara Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh,” katanya.
Sementara, Presiden Jokowi dalam arahannya mengatakan, perkembangan kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai puncaknya pada Februari 2021 di angka 12.800 orang per hari. “Maret, April, Mei pernah turun secara nasional di angka 2.600 orang per hari. Tapi karena mudik dan varian delta, maka meloncat di 56 ribu di pertengahan Juli,” ucapnya.
Presiden bilang, Epidemiolog memperkirakan pada Agustus bisa masuk ke angka 80 ribu, September bisa di 160 ribu dan kalau tidak bisa mengerem bisa seperti India di atas 400 ribu kasus.
“Alhamdulilah (berkat) kerja keras, Pemerintah Daerah, Provinsi Kabupaten/Kota dan Pusat dan semuanya (tidak terjadi). Saya melihat semua bergerak bersama-sama meyelesaikan ini sehingga pada hari kemarin itu menjadi 5.400 kasus secara nasional,” ucapnya.
Jokowi mengungkapkan, modal sosial dengan cara gotong royong, bekerja bersama-sama TNI dan Polri di depan yang mati-matian di lapangan ternyata efektif. “Selalu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, begitu ada kurva yang naik di Provinsi, datangi segera dan perintahkan Pangdam, Kapolda, Kapolres, semuanya bersama-sama dengan Pemda harus diselesaikan secepatnya,” ujarnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!