Wali Kota Eri Cahyadi: Warga Surabaya Harus Jadi Tuan Rumah di Kotanya

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – ’’Hari ini Surabaya bertambah usia. Maka, semua warga harus bahagia. Menjadi tuan dan nyonya di rumahnya sendiri,’’ ucap Wali Kota Eri Cahyadi.

Mimpi itu disampaikan Eri setelah memimpin peringatan Hari Jadi Ke-728 Kota Pahlawan. Tidak sekadar angan-angan. Namun, pria 44 tahun itu berupaya keras mewujudkan target tersebut.

Memang tidak mudah merealisasikan harapan itu. Yang tidak kalah penting adalah kolaborasi. Mengajak warga serta berbagai pihak untuk ambil bagian.

Meski berat, suami Rini Indriyani itu optimistis warga Surabaya bakal menjadi tuan rumah di kota sendiri. Sebab, modal besar sudah dikantongi.

Pertama, spirit gotong royong. Bukti itu sudah terlihat di masa lalu. Pada peristiwa pertempuran 10 November, arek-arek Suroboyo gigih berjuang melawan penjajah.

Prinsip saling membantu itu terus dipertahankan.

Pada masa pandemi virus korona, RT, RW, serta LPMK bahu-membahu. ’’Warga Surabaya luar biasa dalam menghadapi rintangan,’’ paparnya.

Modal kedua adalah cinta. Warga Surabaya memiliki cinta yang besar pada kotanya. Karena itu, mereka terus berupaya memajukan wilayahnya.

Yang ketiga adalah egaliter. Warga memiliki pandangan yang sama. Yaitu, seluruhnya memiliki derajat yang sama.

Pemkot juga tidak hanya berpangku tangan. Beragam upaya dilakukan agar warga Surabaya tak sekadar menjadi penonton.

Langkah pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Di bidang pendidikan, program pendidikan gratis terus berlanjut. Dengan demikian, seluruh anak di Surabaya bisa mengenyam pendidikan.

Dari data pemkot, indeks pembangunan manusia (IPM) Surabaya terus meningkat. Pada 2018, BPS Jatim mencatat, IPM Surabaya mencapai 81,74 persen. Selang satu tahun, angkanya naik menjadi 82,22 persen. ’’Pada 2020, IPM kembali naik menjadi 82,23,’’ ucapnya.

Hal itu menunjukkan, angka harapan hidup meningkat. Daya beli masyarakat pun tinggi. Surabaya semakin nyaman.

Upaya kedua adalah dengan meningkatkan pelayanan. Pemkot telah menetapkan standar. Yakni, pelayanan publik harus bersih, transparan, serta terintegrasi.

Sejumlah terobosan pada bidang kesehatan sudah berjalan. Contohnya, program jaminan kesehatan semesta. Sejak 1 April 2021, warga yang sakit tidak perlu resah. Cukup membawa KTP Surabaya, pelayanan kesehatan pun didapatkan.

Capaian vaksinasi bisa dibanggakan. Surabaya menjadi wilayah yang paling cepat menggelar suntik vaksin. Total 1,1 juta jiwa sudah mendapatkan imunisasi. Harapan lain disampaikan bapak dua anak itu. Surabaya harus mampu melewati pandemi korona. Covid-19 semakin melandai.

Selanjutnya, membangkitkan kembali perekonomian. Pada masa pandemi korona, pendapatan warga turun. Tidak sedikit pekerja yang di-PHK. Dari data pemkot, angka pengangguran mencapai 9 persen.

Pemkot sudah merancang strategi. Warga yang belum mendapatkan pekerjaan diberi bantuan. Mereka diberi kesempatan mendirikan UMKM. Setelah itu, ASN wajib membeli produk yang telah dibuat. ’’Ekonomi harus berjalan, namun pandemi harus turun,’’ jelasnya.

Gubernur Ingatkan Pengurangan Pengangguran dan Kematian Ibu

Ucapan doa dan harapan untuk Hari Jadi Ke-728 Kota Surabaya disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dia menginginkan Kota Surabaya berkembang dan tetap menjadi kebanggaan Jawa Timur. Selain itu, Kota Surabaya diharapkan mampu menjadi sentra perdagangan dan investasi.

Mantan menteri sosial itu berharap Surabaya terus menjadi pionir kemajuan Jawa Timur. Tantangan semakin kompleks. Pekerjaan rumah semakin banyak. Pemerintah Kota Surabaya bersama masyarakat harus mampu menjawab tantangan itu.

Dia mengungkapkan beberapa catatan yang perlu diselesaikan bersama. Antara lain, angka kematian ibu (AKI) di Surabaya. Data BPS menunjukkan, AKI pada 2021 mencapai 565 orang. Kematian itu terjadi saat ibu sedang melahirkan. Perhatian terhadap pemasalahan tersebut harus ditingkatkan.

Baca Juga: 11 Negara Diperbolehkan Masuk Arab Saudi, Indonesia Tidak Termasuk

Pemerintah provinsi siap mendukug pemerintah kota menyelesaikan masalah tersebut. Permasalahan lain yang juga dialami berbagai daerah di Jawa Timur adalah pengangguran. Covid-19 membawa dampak signifikan pada daerah perkotaan. Pengangguran meningkat. ’’Saya ingin bersama-sama menekan angka pengangguran itu,’’ ucap Khofifah. 

BEGINILAH TEKAD ITU…

1. Wali Kota Eri Cahyadi ingin warga menjadi tuan rumah di kota sendiri.

2. Pemkot meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Di antaranya, lewat pendidikan gratis serta pelatihan UMKM bagi warga yang tidak mampu.

3. Indeks pembangunan manusia (IPM) terus meningkat. Tahun lalu mencapai 82,23.

4. Di bidang kesehatan, vaksinasi digeber. Sebanyak 1,1 juta warga sudah mendapatkan vaksinasi.

5. Di bidang ekonomi, peningkatan pendapatan dilakukan. MBR didata. Pendapatan KK yang belum Rp 7 juta dibantu.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.