Wali Kota Surabaya Klaim Angka Kematian Covid-19 Menurun

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengklaim terdapat penurunan kasus kematian Covid-19 selama seminggu terakhir. Angka itu menurun hingga 95 orang.

”Sudah menurun. Biasanya 180 per hari. Sekarang 85-an,” kata Eri pada Senin (26/7).

Dari catatannya, kasus kematian yang dimakamkan dengan standar protokol kesehatan kini sudah di bawah 100 orang. Jumlah itu pun menurun selama perpanjangan PPKM level 4 kurang dari sepekan ini.

Sementara itu, berdasar data dari lawancovid-19.surabaya.go.id selama sepekan perpanjangan PPKM terjadi penurunan pada kasus Covid-19 meninggal hanya pada 25 Juli. Sedangkan sejak 21–24 Juli mengalami kenaikan.

Pada 21 Juli, kumulatif meninggal 1.485, naik 0,88 persen atau 13 orang. Pada 22 Juli, kumulatif meninggal 1.507 naik 1,5 persen atau 22 orang. Sedangkan pada 23 Juli, kumulatif meninggal 1.539 naik 2,1 persen atau 32 orang dan pada 24 Juli, kumulatif meninggal 1.580 naik 2,7 persen atau 41 orang. Pada 25 Juli, meninggal 1.607 naik 1,7 persen atau 27 orang.

Eri Cahyadi menjelaskan, perbedaan data kematian antara di website lawan covid dengan data di lapangan, karena banyak warga yang meninggal sebelum testing. Dia pun meminta proses tracing diperkuat.

”Kalau data kematian yang di lawan covid itu adalah orang yang sudah sakit dan positif. Mereka masuk data NAR,” beber Eri.

NAR merupakan big data yang menjadi jujukan pemerintah daerah untuk melaporkan kasus dan angka Covid-19 di wilayahnya.

Eri menyayangkan sejumlah warga Surabaya yang tidak segera memeriksakan diri ketika sakit. Kemudian, ketika kondisi makin parah, mereka baru dibawa ke puskesmas.

”Warga Surabaya ada yang sakit tapi nggak segera periksa. Setelah parah, setelah sesak nafas nggak kuat baru ke puskesmas, telat ngasih oksigen, akhirnya meninggal dan tidak terdata dalam NAR sebagai pasien Covid-19,” papar Eri.

Sehingga, sejumlah warga yang belum menjalani swab antigen atau PCR itu, dimakamkan dengan protokol Covid-19. Sebab, mereka sudah menunjukkan gejala Covid-19. ”Belum swab antigen dia meninggal dulu. Sehingga kenapa angka kematiannya di lapangan lebih besar, tidak seperti laporan kematian di lawan covid,” jelas Eri.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.