Waspadai Bahayanya, Tak Semua Kemasan Plastik Cocok untuk Usia Anak

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Tanpa disadari, wadah atau kemasan makanan dan minuman seperti botol, tempat bekal, hingga piring dan gelas utnuk anak terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah. Salah satunya plastik. Tapi, tahukah Anda, kalau tidak semua kemasan atau wadah plastik aman untuk anak.

Saat ini, aneka jenis plastik dengan mudah ditemukan di pasaran dan digunakan secara luas baik sebagai kemasan pangan maupun perabotan rumah tangga. Plastik merupakan polimer sintetis yang telah digunakan manusia sejak lebih dari 70 tahun lalu.

Harus diakui, penggunaan wadah atau kemasan plastik memang berpotensi membuat anak-anak terpapar bahan kimia berbahaya. Menurut laporan dari American Academy of Pediatrics (AAP), ada bukti bahwa anak-anak mungkin tanpa sadar menelan unsur-unsur berbahaya dari bahan tambahan makanan dan bahan kemasan tertentu termasuk plastik.

Untuk itu, penggunaan wadah atau kemasan plastik makanan dan minuman harus yang aman sesuai dengan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait meminta masyarakat untuk cermat dalam menggunakan plastik dan mengetahui jenis-jenis plastik yang bisa berdampak untuk kesehatan tubuh.

Arist mengingatkan masyarakat khususnya para ibu untuk jeli dalam memilih kemasan plastik yang akan digunakan untuk bayi dan anak-anak mereka. Hal itu mengingat tidak semua kemasan berbahan plastik untuk makanan dan minuman itu cocok untuk seluruh usia.

“Di Indonesia, masih saja dipakai kemasan-kemasan plastik misalnya piring yang untuk nasi, juga kemasan botol susu anak-anak, yang kalau diperhatikan jika terkena sinar matahari bisa melengkung. Itu juga digunakan oleh bayi dan balita,” ujar Arist dalam konferensi pers, Selasa (8/6).

Perlu digarisbawahi, dari kemasan-kemasan makanan dan minuman berbahan plastik, ada beberapa kandungan zat kimia yang keberadaannya patut dicermati dalam hal jumlah dan potensi migrasinya. Seperti zat Bisfenol A (BPA).

“Jangan lupa, kemasan itu kalau di Eropa kalau beli susu atau beli apapun, kalau sudah penyok tidak boleh dijual. Tapi di Indonesia, karena pemahaman ibu-ibu yang menengah ke bawah masih kurang soal itu, mereka tetap menggunakannya,” tukas Arist.

Terkait Bisfenol A (BPA), untuk memastikan paparan BPA pada tingkat aman, BPOM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Peraturan ini mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan Polikarbonat(PC).

Termasuk kandungan Bisfenol A (BPA) pada kemasan galon AMDK yang digunakan secara berulang. Berdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari Polikarbonat (PC) selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa migrasi BPA di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman.

Bahaya Bahan Kimia pada Kemasan Plastik

Secara umum, paparan bahan kimia dapat mengganggu fungsi hormon alami tubuh. Paparan bahan kimia dalam jumlah yang sama mempengaruhi anak-anak lebih banyak dari orang dewasa. Ini karena ukuran anak-anak yang kecil, pertumbuhan tubuh yang cepat dan sistem organ yang berkembang.

American Academy of Pediatrics (AAP) memperingatkan terhadap penggunaan bahan dengan bisfenol, seperti BPA atau BPS (pengganti BPA), dalam wadah plastik atau pelapis kaleng logam. Ini dapat mencerminkan estrogen, yang dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan pubertas normal, menurunkan kesuburan, meningkatkan lemak tubuh dan/atau mempengaruhi sistem saraf dan kekebalan tubuh.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.