Ini Bedanya Tes Swab Covid-19 Antigen Nasal dan Nasofaring

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Sebagai salah satu cara untuk skrining Covid-19 adalah dengan tes PCR atau juga dengan tes swab antigen. Namun tes swab antigen ternyata terdiri dari dua jenis yaitu tes antigen nasal dan tes antigen nasofaring. Apa bedanya?

Direktur Human Resources Unilever Indonesia Willy Saelan bersama Panbio antigen nasal dari Abbott menjelaskan test swab antigen adalah pilihan tes untuk skrining Covid-19 yang cukup akurat, efektif, efisien dan sangat dianjurkan WHO, karena dapat mendeteksi orang-orang yang terinfeksi virus tersebut.  Saat ini, hampir semua perusahaan atau institusi, rutin melakukan rapid test antigen massal secara periodik.

Tujuannya jelas, sebagai sarana skrining untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 apabila ada karyawan yang terindikasi positif dan untuk memastikan operasional perusahaan berjalan baik.

Karena itu, kata dia, sangat wajar jika perusahaan atau institusi berkepentingan menjamin kontribusi seluruh karyawan tanpa terkecuali.

“Satu saja karyawan ada yang lolos skrining tes swab, potensi terjadinya klaster baru sangat mungkin terjadi,” kata Willy baru-baru ini secara daring.

Rapid test antigen yang diselenggarakan secara rutin setiap pekan di seluruh lokasi kerja bisa menggunakan swab antigen nasofaring dan swab antigen nasal. Lalu apa bedanya?

“Metode nasofaring mendapatkan banyak penolakan dari karyawan karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Akibatnya, tidak seluruh karyawan bersedia melakukan proaktif antigen testing,” katanya.

Ini Bedanya Nasofaring dan Nasal

Swab antigen nasofaring dilakukan dengan cara mengambil cairan dari belakang hidung sampai pangkal tenggorokan. Sedangkan swab nasal adalah dengan mengambil spesimen hanya sedalam 2 cm dari ujung lubang hidung.

Mana yang Lebih Efektif?

Praktisi kesehatan dr. Bunga Tarmizi dari Klinik Presiden, Cikarang menjelaskan keduanya efektit untuk mengetes Covid-19. Namun bicara soal kenyamanan, ternyata swab antigen nasal jauh lebih nyaman.

“Ya, maklum saja, orang dites nasofaring setiap minggu pasti tidak nyaman,” kata dr. Bunga Tarmizi.

Penggunaan alat tes nasal antigen, jelasnya, tidak menimbulkan rasa sakit karena pengambilan sampel hanya sedalam 2 cm dari ujung lubang hidung. Menurutnya, akurasi tinggi serta kenyamanan karyawan menjadi kunci 100 persen kontribusi karyawan dalam pelaksaan tes.

Antigen nasal tidak memerlukan instrumentasi dan memberikan hasil sekitar 15 menit. Pengambilan spesiman juga singkat sehingga meminimalkan refleks yang mengganggu seperti batuk dan bersin tanpa mengurangi keakuratan hasilnya.

Dengan proses yang simple, alat ini sangat cocok untuk pengujian dalam skala besar. Ia mengakui, sangat logis kalau dalam setiap tes selalu saja ada orang yang menunjukkan reaktif positif.

Hasil studi klinis yang diadakan Abbott terhadap 585 sampel menunjukkan bahwa uji Panbio Covid-19 Ag memiliki sensitivitas (kecocokan positif) sebesar 98,1 persen dan spesifisitas (kecocokan negatif) 99,8 persen pada orang yang diduga terpapar Covid-19 atau mengalami gejala-gejala akibat virus tersebut dalam tujuh hari terakhir. (*)

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.