[ad_1]
Lebih dari satu dekade rumah yang terletak di Ngagel Jaya 82 itu kosong. Tak terjamah manusia membuat rumah tersebut menjadi tempat singgah makhluk tak kasatmata. Mereka kerap mengganggu siapa saja yang berada di sekitarnya.
—
TEMPAT tinggal satu lantai itu bukan rumah biasa. Kisah tragis dan memilukan pernah terjadi di sana. Empat nyawa melayang dalam sebuah aksi pembunuhan. Kini bangunan yang ada tak layak lagi disebut rumah. Pintu dan jendela hilang. Atap jebol. Sebagian tembok pun sudah runtuh. Hanya sebagian yang berdiri. Jika dilihat bentuk yang tersisa, tembok tersebut dulu adalah sekat-sekat ruangan.
Kamis malam (22/7), Jawa Pos bersama Komunitas Indigo dan Telepati Surabaya (KITS) menyambanginya. Akses masuknya tak gampang. Kami langsung disambut rumput liar yang cukup tinggi. Bau amis tercium. Aura mistis langsung menyelimuti. Entah kenapa, kami mendadak merasa sedih. Mungkin terbawa oleh ingatan tentang peristiwa memilukan yang terjadi pada 2008.
Saat akan merekam situasi sekitar, kamera yang dipakai mendadak ngeblur. Gambar yang tertangkap lensa sama sekali tak berbentuk. Tak berapa lama, salah seorang anggota KITS mendengar jeritan. Beberapa batu kecil seakan sengaja dilemparkan ke arah kami. Arahnya dari pojokan sisi utara rumah. Anggota KITS melihat ada kuntilanak yang berdiri di situ.
Kami lantas bermeditasi dan mengirim doa sebagai salah satu cara untuk permisi kepada penunggu kawasan tersebut. Kami memilih salah satu ruangan. Di salah satu tembok terdapat sakelar lampu dan rangka tempat remote pendingin ruangan. Rupanya ruangan itu adalah kamar yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) hilangnya nyawa empat anggota keluarga sekaligus. Ayah, ibu, serta dua anaknya.
Ketua KITS Bagus Empu Batu mulai membakar dupa. Interaksi pun dimulai. Sejak awal, kedatangan tim membuat makhluk astral di sana terusik. Beberapa sosok genderuwo mulai mengganggu. ’’Semua makhluk melihat kami dan mereka sedikit terusik,’’ katanya. Tak hanya satu, ada puluhan makhluk gaib yang berada di lokasi tersebut.
Salah seorang anggota KITS Lupus Susana mengaku berkomunikasi dengan salah satu jin yang menceritakan memori kelam 2008. Sepekan sebelum Lebaran, seorang ayah menghabisi nyawa istri dan dua anaknya, kemudian bunuh diri.
Menurut Bagus, rumah tersebut menarik banyak energi negatif. Makhluk gaib dari luar pun ikut masuk. Kini rumah itu seperti istana genderuwo. Ada banyak genderuwo. Mulai yang masih anak-anak hingga dewasa. Mereka pun lalu-lalang di dalam bangunan rumah yang tak utuh tersebut.
Tak hanya itu, banyak juga jin yang tinggal di dalamnya. Mereka pun sering mengganggu pengendara yang melintas. Terutama saat malam. Banyak yang sering melihat sosok bapak-bapak tua menjaga pintu gerbang.
Baca Juga: Ruang Kelas Disiapkan Jadi Tempat Perawatan Covid-19 di Surabaya
Kadang pula mereka mengganggu para ojol. Entah bagaimana ceritanya, banyak order makanan yang sering menuju alamat rumah itu. Atau permintaan menjemput penumpang di rumah tersebut. Padahal, rumah sudah 13 tahun tak berpenghuni.
Tidak sedikit juga orang yang masuk ke rumah itu dengan niat tak baik. Jika seperti itu, biasanya mereka langsung diganggu hingga orang tersebut urung melaksanakan niatnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!