[ad_1]
JawaPos.com – Meski sudah lebih dari setahun, semburan air bercampur minyak di kawasan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, belum berhenti. Petugas pun disiagakan untuk memanen minyak yang tercampur di bak filter.
Di sela kegiatan yang padat, Kasatgas Kelurahan Kutisari Ainul Yaqin harus menyempatkan diri untuk menilik semburan minyak di Jalan Kutisari Indah Utara III itu. Bak yang terpendam dalam tanah harus dikuras.
Bagian minyak yang mengapung di lapisan atas dipanen agar tidak menumpuk dan meluber.
Lebih dari setahun sejak pertama terjadi pada September 2019 hingga sekarang, titik kemunculan minyak itu belum berhenti. Air bercampur minyak masih menyembul. Penanganan memang sudah dilakukan. Namun, sebatas pembuatan bak tampung dan pemisah air.
Volume air tersebut bisa dialirkan ke saluran kampung. Sementara itu, minyak harus disedot manual, kemudian ditampung ke dalam drum. ’’Soal waktu untuk mengambil biasanya 2–3 hari sekali. Kami tinggal ambil saja pakai gayung, lalu ditampung di drum. Jumlahnya tidak banyak, paling 5–6 gayung,’’ ujar Ainul.
Dia mengatakan, memang saat ini kondisi semburan minyak sedikit berubah. Kandungan air lebih banyak. Minyaknya semakin sedikit. Drum-drum yang telah terisi penuh dipindahkan ke lokasi penampungan. Yakni, di Jalan Kutisari Selatan, sekitar 500 meter dari titik semburan. Drum yang terisi penuh tersebut ditimbun sementara di lahan aset pemkot itu.
Kawasan Kutisari memang diketahui bekas tambang minyak era Belanda. Eksis tahun 1900-an. Saat itu, blok Kutisari menyuplai minyak untuk kilang yang beroperasi di kawasan Wonokromo.
Total ada 80-an titik pengeboran di sana. Hingga sekarang yang diketahui 34 titik. Termasuk yang saat ini memunculkan semburan. Dugaannya, penutup sumur itu jebol sehingga air dan minyak menyembur lagi.
Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Surabaya Ulfiani Ekasar mengatakan, pihaknya saat ini dibantu dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan (DPUBMP). Mereka mengangkut drum-drum itu ke lokasi yang sudah ditentukan.
Soal penanganan selanjutnya, dia menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada petunjuk tentang pengelolaan hasil semburan itu. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak. ’’Karena kewenangan ada di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kami masih menunggu akan dikemanakan hasil semburan yang tertampung ini,’’ katanya.
Baca juga: Beli Sarung Rp 22 M Pakai Bilyet Giro Kosong, Bapak-Anak Jalani Sidang
Meski terus-menerus mengeluarkan air dan minyak, Ulfi menilai masih dalam kategori aman. Kandungan gas juga dicek secara rutin. ’’Kalau untuk lingkungan sekitar, rasanya tidak berdampak signifikan. Apalagi sekarang ada cara untuk pengelolaannya dengan oil separator water treatment. Jadi aman karena kandungan air dan minyak sudah dipisah,’’ jelasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!