[ad_1]
JawaPos.com – Di era pandemi Covid-19, vitamin D menjadi salah satu vitamin yang dikonsumsi oleh pasien saat isolasi mandiri ataupun perawatan di rumah sakit. Akan tetapi, jika mengonsumsinya berlebihan, ternyata juga berbahaya.
Ahli Spesialis Penyakit Dalam yang juga Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan pada dasarnya vitamin D itu penting. Tapi, asupan vitamin D yang sangat tinggi bisa berbahaya.
“Belum ada bukti ilmiah yang kuat kalau suplemen vitamin D itu bermanfaat mencegah atau mengobati Covid-19. Jadi, jangan kampanye yang berlebihan sebelum ada bukti,” tegasnya dalam kicauannya yang sudah dikonfirmasi JawaPos.com, Kamis (19/8).
Menurutnya, jika tubuh kita terpapar sinar matahari sedikit saja, maka hal itu sudah mencukupi kebutuhan vitamin D. Maka, sekali lagi, Profesor Zubairi Djoerban mengingatkan tak perlu suplemen yang berlebihan.
“Ya, namanya suplemen, kan sebetulnya tidak diperlukan. Bisa juga didapat dari susu atau kuning telur,” jelasnya.
Menurutnya yang perlu digarisbawahi adalah dengan menghindari konsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi. Apalagi melebihi 4 ribu IU per hari. “Itu berbahaya, yang akan menyebabkan gangguan kesehatan. Bahkan, dalam jangka panjang bisa banget merusak ginjal,” tegasnya.
Menurutnya, kelebihan vitamin D bisa mengakibatkan keracunan. Lalu, apa gejala keracunan akibat dosis suplemen vitamin D yang berlebihan?
“Biasanya itu muntah, mual, sakit perut, atau sariawan. Maka itu berbahaya,” tuturnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!