[ad_1]
JawaPos.com – Negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar pertemuan darurat secara virtual, kemarin (16/5). Pertemuan yang dihadiri 16 menteri dan wakil menteri luar negeri negara-negara anggota OKI itu khusus membahas agresi Israel di wilayah Palestina. Khususnya, Al Quds Al Shareef atau Jerusalem dan Jalur Gaza.
Dalam pertemuan itu, Menlu Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras semua tindakan Israel.
Indonesia, lanjut dia, mengusulkan beberapa langkah kunci yang harus dilakukan OKI. Pertama, memastikan adanya persatuan antarnegara anggota OKI. Tanpa persatuan, OKI tidak akan mampu menjadi penggerak bagi dukungan internasional untuk Palestina.
Kedua, OKI harus mengupayakan segera terciptanya gencatan senjata. Retno menyerukan agar negara OKI menggunakan pengaruhnya masing-masing untuk mendorong gencatan senjata secepatnya. ”Semua tindakan kekerasan harus segera dihentikan,” tegasnya.
Terakhir, OKI tetap fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina. Dalam kaitan ini, OKI harus lebih keras berupaya mendorong dimulainya kembali negosiasi multilateral yang kredibel dan berpedoman pada parameter-parameter yang telah disetujui secara internasional. ”Saya menyampaikan juga bahwa perjuangan untuk mendukung kemerdekaan Palestina masih jauh dari selesai. Together we have to act now,” papar alumnus UGM tersebut.
Menurut rencana, pertemuan OKI akan menghasilkan sebuah resolusi. Saat ini pembahasan resolusi terus dilakukan. Retno mengatakan, beberapa hal diharapkan keluar dari resolusi tersebut. Antara lain, seruan kepada komunitas internasional, khususnya DK PBB, untuk mengambil langkah konkret atas tindakan kekerasan dan pelanggaran hukum internasional. ”Bila DK PBB gagal, sidang majelis umum PBB harus melaksanakan pertemuan darurat,” katanya.
Pada tingkat pemimpin atau leaders, kata dia, Presiden Joko Widodo juga berkomunikasi dengan sejumlah pemimpin mengenai situasi Palestina. Yakni, PM Malaysia dan Sultan Brunei Darussalam. Ketiga kepala negara sepakat untuk mengeluarkan joint statement mengenai sikap tiga negara tersebut terhadap situasi Palestina saat ini. Di sisi lain, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan untuk membahas krisis yang terjadi di Palestina.
Sementara itu, aksi solidaritas untuk warga Palestina terjadi di sejumlah negara. Di London, Inggris, ribuan orang turun ke jalan. Mereka tergabung dari beberapa organisasi seperti Palestine Solidarity Campaign, Friends of Al-Aqsa, Palestinian Forum in Britain, Stop The War Coalition, Campaign for Nuclear Disarmament, dan Muslim Association of Britain. Mereka menuntut agar pemerintah Inggris berhenti mengabaikan nasib penduduk Palestina hanya untuk kepentingan politik.
Mereka berjalan menuju Kedutaan Israel di wilayah Kensington. Di beberapa sudut, terlihat asap merah atau hijau. Massa mengibarkan bendera Palestina yang memiliki warna sama. Meski tak bisa mendekat ke kedutaan, mereka terus meneriakkan slogan pro-Palestina. ’’Pemerintah Inggris tak boleh lagi membiarkan kebrutalan yang dilakukan Israel kepada Palestina berjalan tanpa sanksi. Tindakan harus segera dilakukan,’’ seru penyelenggara aksi menurut BBC.
Mereka mengatakan bahwa serangan ke Gaza membunuh banyak warga sipil. Termasuk anak-anak. Hal itu seharusnya masuk kategori kejahatan perang.
Di Jerman, aksi solidaritas dilakukan di distrik Neukolln, Berlin, pada Sabtu (15/5). Sebagai informasi, Neukolln adalah distrik yang dihuni mayoritas penduduk imigran keturunan Timur Tengah. Sekitar seribu demonstran pro-Palestina turun ke jalan untuk memprotes serangan Israel ke wilayah Palestina.
Wartawan Jawa Pos Dinarsa Kurniawan yang berada di Berlin melaporkan, demonstrasi itu dijadwalkan berlangsung pukul 15.00 waktu setempat. Namun, sejak pagi para partisipan sudah berdatangan. ’’Ini adalah aksi solidaritas untuk saudara-saudara kami yang sedang berjuang di Palestina,’’ kata pria yang membawa bendera Palestina yang hanya mau namanya disebut Ahmad.
Selain bendera Palestina, bendera berbagai negara dikibarkan para demonstran. Misalnya, bendera Turki, Aljazair, dan Lebanon. Mereka juga mengusung spanduk-spanduk dengan kata-kata yang mengecam tindakan Israel atas Palestina.
Baca juga: Israel Tembakkan Artileri ke Gaza, Hamas Bertekad Ladeni dan Siap Mati
Sementara itu, serangan Israel belum berhenti. Pekan lalu, mereka meruntuhkan gedung Al Jalaa. Gedung tersebut merupakan markas bagi perwakilan kantor berita seperti Al Jazeera dan Associated Press di Gaza. Satu jam setelah peringatan untuk evakuasi, gedung itu roboh bersama enam ledakan rudal. ’’Saat Anda melihat jurnalis melaporkan suasana Gaza dari atap bangunan. Itulah bangunan yang sudah diratakan dengan tanah oleh militer Israel,” ujar Halla Mohieddeen, pembawa berita Al Jazeera.
Di sisi lain, Israel Defence Forces (IDF) mengklaim gedung itu menyimpan aset militer dari kantor intelijen Hamas.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!