[ad_1]
JawaPos.com–Sejak Kamis (3/6), video Bupati Alor Amon Djabon beredar viral di sosial media. Dalam video itu, Amon memarahi staf Kementerian Sosial karena menyalurkan bantuan program keluarga harapan (PKH) kepada warga Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), melalui DPRD.
Dalam video berdurasi 3 menit 9 detik itu, Amon mengatakan bahwa Kemensos tidak menghargai Pemerintah Kabupaten Alor. Dia bahkan mengatakan bakal mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo mengenai masalah PKH itu. ”Dia (Risma) merasa hebat dia!” ucap Bupati Alor Amon Djabon.
Menjawab tudingan itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, bukan PKH yang disalurkan dan dibawanya, melainkan bantuan bencana.
”Yang saya beri ke DPRD itu bantuan bencana. Itu (bantuan bencana) lewat siapa saja. Ada yang lewat Polres. Di Subang itu di Koramil. Karena yang ada dia (DPRD). Jadi bantuan bisa ke siapa saja. Di sana (DPRD) ada dapur umum,” jelas Risma ketika ditemui di Surabaya pada Jumat (4/6).
Risma menjelaskan, di wilayah lain, bukan pemerintah kabupaten yang menerima bantuan bencana, namun pihak manapun. Asalkan dengan tanda tangan dan tanggung jawab yang benar.
”Di Lumajang, camat yang tanda tangan. Jadi beda. Bupati bilang PKH. Padahal bencana. Yang sebetulnya, ketua DPRD Alor itu satu-satunya pihak yang bisa dihubungi. Kami nggak bisa hubungi pejabat di sana. Alor juga kena (bencana) di Pulau Adona dan Larantuka,” ujar Risma.
Menurut dia, sejatinya bantuan akan langsung dikirim dari Jakarta. Namun, karena terlalu jauh, otomatis akan lebih lama diterima warga.
”Dari Jakarta terlalu jauh, akhirnya kirim barang dari Surabaya. Aku pengen tahu kondisi kayak gimana, ada dapur umum nggak. Aku dikasih nomor telepon ketua DPRD. Mereka bilang kesulitan dan butuh bantuan,” kata Risma.
Risma mengaku sempat bingung karena Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kalabahi tidak mengizinkan pengiriman barang akibat gelombang tinggi. Akhirnya, lanjut Risma, Kemensos mengirimkan barang melalui Bulog.
”Terus dia (ketua DPRD) bilang ini ada dari Bulog, ada paket. Kayaknya jualan untuk paskah. Terus ditunjukkan barangnya. Aku lapor presiden, Alor sudah dapat (bantuan) meski kami nggak mendarat. Saking senengnya aku (kalau bantuan sudah diterima warga),” ujar Risma.
Menurut Risma, masalah justru datang ketika barang tiba. Sebab, Amon mengamuk saat staf Kemensos menyampaikan barang tersebut. ”Barang sudah masuk, dia marah. Saya jelaskan kalau bantuan sosial, BST dan seterusnya, per (dimulai sejak) saya jadi menteri nggak ada barang. Cuma uang,” kata Risma.
Risma menambahkan, sejak menjabat, Presiden Joko Widodo sudah mengatakan hal yang sama. ”Tapi kalau bantuan bencana, bukan uang. Karena dapur umum bisa (menjangkau) 200 ribu sekian orang. Kalau bantuan sosial, Rp 200 ribu untuk 1 orang. Bukan PKH. Wong aku beli peti mati sekalian (untuk bencana itu),” jelas Risma.
Risma mengaku sudah berusaha menemui dan mendatangi Amon sebelum video tersebut viral. Namun, dia tidak dipedulikan.
”Dia nggak nyapa. Aku ada di sana dengan warganya sampai sore. Aku diajak Pak Menko ke sana. Lalu acara itu di Kecamatan Pantar Selatan atau Utara. Ada bupati tapi dia nggak nyapa dan nggak ngereken (peduli). Pada cara kedua beliau sudah nggak ada, lalu aku sama Kapolres dan Dandim. Itu tugasku. Aku di sana,” ucap Risma.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!