[ad_1]
JawaPos.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau lokasi gempa di Kabupaten Malang kemarin. Daerah yang dituju adalah Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading. Doni tiba di lokasi bencana pukul 14.30.
Dia disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, dan Bupati Malang Sanusi. Penyambutan berlangsung di kantor Kecamatan Ampelgading. Kantor tersebut menjadi posko induk penanganan bencana.
Doni mendengarkan penjelasan tentang penanganan yang sudah berlangsung. Ada dapur umum, jumlah korban meninggal, luka ringan, dan luka berat, serta jumlah rumah yang rusak akibat gempa. Setelah mendengar penjelasan, Doni mengatakan bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Itu disebabkan kondisi geografis laut selatan Jawa dan barat Sumatera yang terdapat subduksi induk Australia dan Euro Asia. ”Setiap tahun subduksi itu bergerak 2–7 milimeter,” katanya.
Pada kurun waktu tertentu, pergerakan itu menjadi besar. Dampaknya adalah gempa yang berpotensi tsunami. Artinya, gempa Sabtu lalu bisa terulang pada kurun waktu tertentu. ”Dulu gempa yang sama pernah terjadi pada 1973,” ucap dia.
Doni meminta daerah yang rawan gempa dan tsunami mengadakan rapat rutin dengan BMKG. Rapat tersebut bisa berlangsung sekali dalam sebulan. Dengan begitu, pemerintah daerah maupun provinsi memahami kondisi geografis wilayahnya. ”BMKG pasti memiliki informasi dan hitungan tentang kondisi geografis tersebut,” ujarnya.
Langkah tersebut merupakan mitigasi terhadap bencana. Doni yakin masyarakat di sepanjang garis pantai selatan Pulau Jawa paham mitigasi bencana. Mereka pernah menjalani pelatihan bersama sehingga membentuk desa tanggap bencana. Tapi, tidak semua warga memahami perkiraan atau hitungan potensi bencana. Karena itu, koordinasi dengan BMKG sangat penting. Data terbaru akan terus diketahui. Pemerintah bersama masyarakat bisa melakukan antisipasi sejak dini.
Doni juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada korban yang kehilangan tempat tinggal. Bantuan itu berupa uang sewa Rp 500 ribu per bulan. Dengan begitu, warga tidak perlu tinggal di tenda pengungsian. ”Ini juga dalam rangka mencegah penularan Covid-19,” ucapnya. Lalu, warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta. Karena itu, dia meminta tim di lapangan segera mengusulkan ke pemerintah daerah untuk diteruskan ke pusat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut positif kehadiran Doni Monardo. Dia juga meminta pemerintah daerah segera menginventarisasi tingkat kerusakan akibat gempa. ”Setelah data terkumpul, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait dengan penyaluran bantuan dari provinsi,” terangnya.
Baca juga: Gempa di Selatan Jatim: Malang, Lumajang, dan Blitar Terdampak Parah
BPBD Jawa Timur sudah menyebar bantuan ke semua lokasi terdampak gempa. Di antaranya, Malang, Lumajang, dan Blitar. Khofifah berharap pemulihan berlangsung cepat. ”Supaya aktivitas masyarakat bisa pulih seperti biasa,” ujarnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!