[ad_1]
JawaPos.com – Kapten Inggris Harry Kane selalu memimpikan mengangkat trofi juara. Baik itu di level klub ataupun timnas Inggris.
Di balik hancurnya mimpi-mimpi Kane meraih trofi juara itu, terselip nama ’’Kroasia” sebagai pelakunya. Baik itu timnas Kroasia ataupun klub-klub dari Kroasia.
Gara-gara Vatreni, julukan timnas Kroasia, upaya Kane mengantarkan Inggris melaju ke final Piala Dunia 2018 buyar. Di Luzhniki Stadium, Moskva, The Three Lions –julukan timnas Inggris– harus menyerah 1-2 dari Kroasia pada babak semifinal melalui babak perpanjangan waktu.
Klub Kroasia Dinamo Zagreb musim ini juga sudah membuatnya menangis di babak 16 Besar Liga Europa. Dua golnya untuk Tottenham Hotspur pada first leg di London (12/3) sia-sia. Modri –julukan Dinamo– menang 3-0 pada leg kedua di Zagreb (19/3).
’’Sekali lagi saya ingin mengalahkan Harry. Akan sangat menarik jika saya berhasil melakukannya kali ini bersama timnas,’’ koar bomber Kroasia juga Dinamo Zagreb Bruno Petkovic kepada Vecernji.
’’Malam itu (saat mengalahkan Spurs) malam terindah bagiku, karena itu momen paling cemerlang dalam karier di klub,’’ sambung Petkovic.
Malam nanti (13/6), Petkovic dkk datang menghantui perjalanan Kane dalam membawa Inggris memburu gelar juara dalam Euro 2020. Di Wembley Stadium, London, Inggris meladeni perlawanan Kroasia (siaran langsung MNC Sport/Mola TV pukul 20.00 WIB).
Tren unbeaten Kane dkk ketika berhadapan dengan Kroasia setelah tragedi di Luzhniki bisa jadi modal berharganya. Setidaknya, supaya HurriKane –julukan Kane– tidak patah hati lagi. Sebab, dari dua kali pertemuan terakhir, baik di Inggris ataupun Kroasia, skuad asuhan Gareth Southgate tak terkalahkan.
Dalam laga UEFA Nations League di Rijeka, Inggris mampu menahan Luka Modric dkk tanpa gol. Sementara itu, ketika ganti menjamu Kroasia di Wembley, 18 November 2018, victory 2-1 didapatkan Inggris. Kane juga mampu melampiaskan kemarahannya dengan satu gol dan satu assist.
Dilansir di laman Daily Mirror, asisten pelatih timnas Inggris Steve Holland pun menganggap skuad Inggris kali ini punya mentalitas untuk level big match. Buktinya, mereka sudah move on dari mimpi buruk di Luzhniki tiga tahun lalu.
Holland berkaca bahwa para pemain Inggris berhasil membawa klubnya melaju ke dua final kompetisi tertinggi Eropa musim ini. Sebut saja Kyle Walker, John Stones, Raheem Sterling, dan Phil Foden yang berbendera Manchester City. Lalu, Ben Chilwell, Reece James, dan Mason Mount di kubu Chelsea.
Jangan lupa, masih ada Luke Shaw dan Marcus Rashford yang hadir di final Liga Europa meski kemudian kalah dalam adu penalti versus Villarreal CF.
’’Kami kini berada di momen yang berbeda. Kami punya banyak pemain muda yang datang dari klub top Inggris. Klub yang mendominasi final turnamen Eropa di musim lalu (2020–2021, Red),’’ beber Holland.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!