[ad_1]
Sungai-sungai besar di Jawa Timur, termasuk Surabaya, sedang mengalami darurat sampah plastik. Sungai-sungai tersebut tercemar sampah plastik. Ecoton mengajak masyarakat untuk berhenti menggunakan plastik sekali pakai melalui museum plastik.
UMAR WIRAHADI, Surabaya
LORONG sepanjang 10 meter itu dipenuhi ribuan botol plastik bekas. Jumlahnya 3.544 buah botol. Bekas wadah minuman kemasan berbagai merek tersebut digantung dan dikaitkan dengan jala di sekelilingnya.
Awalnya memang sampah. Tapi setelah ditata, tampilannya menjadi menarik. Ribuan botol itu berhasil membentuk tampilan yang cukup estetis. Ribuan botol di lorong tersebut merupakan instalasi museum plastik yang digagas LSM Ecological Observation and Wetlands Conservation atau Ecoton.
’’Kami mau edukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik,’’ kata Direktur Ecoton Prigi Arisandi kepada Jawa Pos kemarin (2/9).
Museum plastik itu didirikan di tanah kosong milik Ecoton di Wringinanom, Gresik. Lokasinya di pinggir Kali Surabaya. Prigi menuturkan, museum yang dibangun Ecoton itu hendak menggambarkan bahwa sungai-sungai sudah dikepung oleh sampah plastik. Mulai dari dasar sungai hingga permukaan sungai. ’’Semua penuh sampah plastik,’’ ujarnya.
Ironisnya, banyak ikan di sekitar sungai yang mengonsumsi sampah plastik dalam bentuk mikroplastik. Mikroplastik adalah remah-remah atau serpihan plastik dalam bentuk yang sangat kecil.
Kondisi itu, jelas Prigi, tentu memengaruhi kesehatan manusia karena mengonsumsi ikan yang memakan mikroplastik.
Selain miniatur sungai, Ecoton juga membuat museum plastik dalam bentuk kolam. Digambarkan, kolam itu diisi sejumlah ikan yang memakan sampah-sampah plastik. Di area yang sama juga ada pohon mati yang dililit aneka sampah plastik.
Pohon itu adalah temuan relawan dalam aksi ekspedisi pohon plastik di Kali Surabaya pada 17 Agustus lalu. Koordinator ekspedisi Azis mengatakan bahwa kegiatan menyusuri Kali Surabaya dilakukan hingga 27 Agustus. Pada momen itu, Ecoton melakukan bersih-bersih pohon dari lilitan sampah plastik.
Azis bilang dalam aksi tersebut, pihaknya menemukan 208 batang pohon yang terlilit plastik. Selain itu, ditemukan 63 titik pembuangan sampah di pinggir sungai. Itu ditemukan mulai dari Jagir hingga Wonorejo.
Bentuk sampah plastik yang ditemukan mulai tas kresek, saset, sedotan, styrofoam, botol air minum dalam kemasan, hingga popok. ’’Ini adalah sampah plastik yang banyak mencemari Kali Brantas dan Kali Surabaya,’’ tutur Azis.
Sampah-sampah plastik tersebut termasuk kategori sampah residu. Sebab, tidak bisa didaur ulang. Karena itulah, Ecoton mengajak masyarakat untuk menghindari penggunaannya.
Azis menyatakan, sampah plastik yang hanyut pada musim hujan memenuhi Kali Surabaya. Ironisnya, pada musim kemarau sampah plastik tersebut tersangkut dan terlilit pada batang-batang pohon di tepi sungai. Sampah plastik itu mengancam kualitas air bahan baku PDAM. Sebab, plastik yang terlilit akan terfragmentasi menjadi mikroplastik dan larut dalam air.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!