Fonda Melita Anggap Anabul Bak Murid PAUD

oleh
oleh
Fonda

[ad_1]

Sejak kecil, Fonda Melita menyukai kucing karena dianggap lucu dan menggemaskan. Terlebih, sang mendiang ibu kerap memberi makan dan menyelamatkan kucing liar. Saat ini Fonda memiliki sepuluh kucing yang dia rawat sendiri.

’’SEKITAR 2009 aku dan almarhumah mama sudah sering rescue kucing telantar,” kata Fonda saat menceritakan perjalanannya memelihara kucing.

Menurut dia, hobi kucing diturunkan dari nenek dan mendiang ibunya. Almarhumah selalu senang melihat kucing walaupun kucing liar di sekitar rumahnya. Bahkan, dulu sang ibu membuat sendiri hiasan bergambar kucing yang fotonya diambil dari kalender.

Jika ada kucing yang kurang beruntung, ibunya mengambil dan merawatnya di rumah. Misalnya, telantar tanpa induk atau terlihat sakit. Kebiasaan itu akhirnya ditularkan kepada Fonda. Dia mulai belajar merawat kucing dengan serius sejak 2015. Sebab, perempuan asal Gresik itu kerap menemukan kucing-kucing yang butuh perawatan intensif.

’’Misalnya, kucing yang ditabrak, diracun, atau disiksa orang sampai cacat. Pasti perawatannya beda,” ucap perempuan kelahiran 30 Oktober 1988 itu.

Selain rescue, Fonda memelihara kucing hasil adopsi. Kini, kucing peliharaannya mencapai sepuluh ekor gabungan kucing liar dan kucing ras. Seluruhnya dirawat dalam rumah tanpa kandang. Salah satu yang paling dianggap manja adalah kucing Persia bernama KenKen. Kucing berusia 5 tahun itu merupakan kucing kesayangan sang ibu.

Fonda merasa KenKen tidak bisa jauh dengan dirinya dalam waktu lama. Bahkan hanya ditinggal ke toilet sekalipun. ’’Kalau nyadar aku enggak ada, KenKen pasti ngeong-ngeong terus,” ungkapnya. KenKen juga kerap meminta tidur di samping Fonda.

Tingkah kucing yang lain pun bermacam-macam. Mulai akrab satu sama lain tiba-tiba jadi sirik antarkucing sampai bertengkar sewaktu-waktu. Fonda merasa seperti mengurus murid-murid PAUD jika melihat tingkah anabulnya itu.

Salah satu kucing yang kerap dijauhi kucing lain adalah Latteo. Fonda pun tak begitu mengerti alasannya. Namun, kucing jenis Himalayan itu memang sedang dirawat intensif. Sebab, ia sakit di bagian saluran kemih selama tiga bulan ini.

Sementara itu, kucing lain kerap cocok-cocokan. ’’Cattie sama Sakura enggak suka Vla. Tapi, sekadar menghindar, enggak sampai stres kalau deketan,” tuturnya.

Setiap hari Fonda tak pernah absen dalam merawat kesepuluh kucingnya. Mulai memberikan gizi dry food, wet food, dan suplemen hingga rutin mengganti pasirnya. Dia pun kerap mendadani kucing-kucingnya dengan busana dan aksesori. Namun, itu dilakukan untuk sesi foto yang hanya sesekali. Lalu, dia kerap membagikan momen menggemaskan itu ke media sosial miliknya.

SAMA-SAMA BERBULU, TAPI BEDA

LEONNA: Persia medium yang diadopsi dari teman, yang saat ia berumur 3 bulan kutunya banyak sekali serta sering cacingan. Sekarang berusia 6 tahun lebih dan jauh lebih sehat.

KENKEN: Persia medium yang diadopsi saat usia bayi 1 bulanan dari teman yang bercerita bahwa induk dan saudara-saudaranya mati semua.

LATTEO: Persia Himalaya yang diadopsi dari teman yang memohon karena tak sanggup merawatnya serta lingkungan yang kurang aman untuk kucing. Sempat tercebur ke sumur pula.

CATTIE: Kucing domestik liar yang diadopsi saat masih kecil dan berjalan sendirian di jalanan bingung cara mencari makan.

PUMA: Kucing domestik muda yang diadopsi sekitar usia 5–6 bulan karena sakit di jalanan dan diusir-usir orang.

JACKSON DAN CHANTIQUE: Kucing mixdome yang diadopsi saat bayi berusia 1 bulanan, anak dari kucing liar yang mati.

SAKURA: Kucing mixdome liar yang diadopsi saat muda sekitar usia 4 bulan.

VLA: Persia flat nose yang diadopsi sekitar usia 6 bulan karena laporan orang, hidupnya liar, kotor, bulu gimbal, kadang kejang, diare terus-menerus, sakit kulit, dan tak bisa mengunyah dry food.

HAZEL: Kucing mixdome anak dari kucing liar rescue-an.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.