Haornas dan Masa Depan Prestasi Olahraga Indonesia

oleh
oleh

[ad_1]

PERINGATAN Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38 pada 9 September 2021 hari ini tidak hanya dipandang sebagai peringatan semata. Tetapi harus benar-benar menjadi momentum dalam mengevaluasi dan merefleksikan kembali perkembangan dan prestasi olahraga nasional setahun, bahkan beberapa tahun terakhir. Selain itu, Haornas harus menjadi tumpuan dalam memproyeksikan arah dan masa depan olahraga Indonesia ke depan.

Sebagai sebuah prestasi, perkembangan dunia olahraga Indonesia cukup membanggakan. Pada Olimpiade Tokyo 2020, atlet terbaik tanah air mempersembahkan lima medali; 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Perolehan itu membawa Indonesia berada di urutan ke-55 dunia dan melampaui negara-negara Asia Tenggara lainnya. Padahal, secara jumlah, kontingen Indonesia yang berangkat ke negara ”The Land of Rising Sun” itu hanya 28 atlet. Sementara Malaysia dan Thailand masing-masing membawa 41 dan 30 atlet.

Kemudian, prestasi Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020 juga perlu diapresiasi. Sebanyak 23 atlet yang berangkat ke sana berhasil menyabet sembilan medali; 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Indonesia menduduki posisi ke-43 dunia. Capaian itu melampaui target, yakni peringkat ke-60 dunia dan jauh meninggalkan torehan Indonesia sebelumnya pada Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 yang berada di peringkat ke-76.

Harus by Design

Prestasi tersebut di satu sisi memang layak ’’dirayakan” dan diapresiasi. Bahkan, kata terima kasih harus dilayangkan kepada para atlet yang sudah berjuang mengibarkan Merah Putih di podium olahraga dunia yang bergengsi itu. Di sisi lain, prestasi tersebut harus jadi bahan evaluasi bersama untuk terus meningkatkan prestasi dan melahirkan inovasi untuk dunia olahraga Indonesia.

Sebagai sebuah refleksi, prestasi olahraga Indonesia, termasuk di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, belum by design. Hal ini sering kami bahas bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali di banyak kesempatan. Dalam istilah Zainudin Amali, itu disebut sebagai prestasi by accident, bukan by design. Dengan by accident saja Indonesia bisa menunjukkan taringnya di tingkat dunia, apalagi jika itu by design, tentu bisa lebih membanggakan lagi. Dan, harusnya begitu.

Dari Tokyo, kita sebenarnya bisa melihat beberapa hal. Di antaranya, (1) Indonesia memiliki atlet yang berbakat dan bertalenta. Saya percaya, talenta itu melimpah di luar sana. (2) Tekad, optimisme, dan kerja keras putra-putri Indonesia sangat luar biasa. Itu patut diacungi jempol sehingga mampu mengharumkan Merah Putih di kancah dunia.

Dengan kata lain, Indonesia memiliki modal penting untuk terus berprestasi. Bakat dan talenta olahraga Indonesia melimpah dari Sabang sampai Merauke. Tekad anak-anak Indonesia cukup besar. Optimisme dan kegigihan mereka terbukti. Dan, itu potensi. Tinggal mau dibawa ke mana dan bagaimana sistem pengelolaan ke depan.

Harapan Besar Indonesia

Masa depan prestasi olahraga Indonesia seperti mendapat angin segar lewat beberapa terobosan penting belakangan ini. Desain besar olahraga nasional yang diluncurkan tahun ini menjadi wujud komitmen bersama dalam memajukan olahraga Indonesia. Masyarakat kita tentu menaruh harapan besar terhadap terobosan tersebut.

Grand design yang rencananya diluncurkan tepat pada Haornas ke-38 ini diharapkan mampu menemukan banyak talenta tanah air di dunia olahraga. Pola penemuan, pembinaan, pendidikan, dan pelatihan yang sebelumnya belum terintegrasi dan komprehensif mulai ditata dari hulu ke hilir dan dari pusat hingga daerah dan kota serta melibatkan banyak pihak.

Kolaborasi dan Penerapan Sport Science

Lewat desain olahraga tersebut, cara pandang kita terhadap proses ”produksi” atlet harus berubah. Prestasi olahraga tidak bisa dicapai dengan mengandalkan bakat alam dan kerja keras semata. Prestasi olahraga harus ”dipabrikasi” lewat rencana yang matang, strategi yang tepat, pendekatan yang andal, dan didukung sport science serta melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Cita-cita dan komitmen memajukan olahraga Indonesia harus kita tunaikan bersama. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri. Seluruh stakeholder harus mengambil bagian. Kolaborasi harus terus ditingkatkan. Perguruan tinggi harus ambil andil di berbagai lini, termasuk menerapkan sport science-nya dalam melahirkan inovasi dan memproduksi atlet serta pelatih yang profesional.

Dengan begitu, Haornas ke-38 benar-benar menjadi kebangkitan dan kemajuan bagi olahraga Indonesia ke depan. Logo Haornas 2021 yang menyerupai obor menyala merah menjadi simbol semangat dan kebangkitan kita bersama. ”Desain Besar Olahraga Nasional Menuju Indonesia Maju” sebagai tema yang diusung tahun ini bisa benar-benar terwujud. Dan, target prestasi olahraga Indonesia ke depan bisa tercapai, bahkan melampaui target.

Apa target kita ke depan? Pada 2021–2024, Indonesia menargetkan bisa menduduki peringkat ke-30 dan 40 dunia pada Olimpiade dan Paralimpiade 2024. Pada 2025–2029, Indonesia bisa naik ke peringkat ke-20 dan 30 besar masing-masing pada Olimpiade dan Paralimpiade 2028. Pada 2030–2034, targetnya bisa masuk 10 besar pada Olimpiade dan Paralimpiade 2032. Kemudian, pada 2035–2039, targetnya Indonesia menempati peringkat ke-8 dunia pada Olimpiade dan Paralimpiade 2036 dan masuk peringkat lima besar dunia pada 2040–2044.

Pada akhirnya, upaya di atas bukan untuk mempersempit makna olahraga Indonesia hanya pada prestasi dan perolehan medali. Namun, lebih jauh sebagai upaya mewujudkan generasi dan pemuda Indonesia yang sehat jiwanya, bugar raganya, dan kuat karakternya menuju Indonesia yang tangguh, unggul, dan maju. Indonesia Pasti Bisa. Salam Olahraga! (*)


*) NURHASAN, Guru Besar Bidang Olahraga dan Rektor Unesa

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.