Harapan dari Pencarian KRI Nanggala-402, Personelnya Prajurit Terlatih

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Kabar baik dari operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 belum juga muncul. Sampai tadi malam (23/4), posisi kapal selam yang hilang kontak Rabu dini hari (21/4) itu tak kunjung diketahui.

Tim gabungan yang bekerja di lapangan harus berkejaran dengan waktu lantaran cadangan oksigen di dalam kapal selam itu semakin tipis.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menyatakan, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono masih memimpin operasi pencarian di perairan utara Bali.

Mabes TNI memastikan, kekuatan penuh tidak akan berhenti mereka kerahkan. Tidak ada satu pun prajurit TNI yang berada dalam kondisi sulit yang mereka tinggalkan. Karena itu, puluhan kapal terus menyisir lokasi pencarian. Terutama kapal dan pesawat yang memiliki kemampuan pengindraan bawah permukaan laut. ”Kapal selamnya kan sudah diam, tidak ada suara. Sehingga hanya sonar yang bisa menangkap,” kata jenderal bintang dua TNI-AD tersebut. Selain kapal milik TNI-AL, kapal dari instansi lain ikut membantu.

Bantuan dari negara-negara sahabat seperti Singapura, Malaysia, Australia, Amerika Serikat (AS), dan India juga dinantikan TNI-AL. Riad menyebutkan bahwa Mabes TNI dan Mabes TNI-AL sudah mengurus segala izin yang diperlukan agar bantuan tersebut tidak terkendala administrasi saat memasuki daerah operasi. ”Semua proses dipercepat karena waktu yang harus kami kejar,” jelasnya.

Dini hari tadi (24/4) sekitar pukul 03.00 Wita, cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 diperkirakan habis. Tentu batas waktu tersebut dimengerti dan disadari setiap personel TNI yang terlibat dalam pencarian dan penyelamatan kapal selam buatan Jerman itu. Mereka berharap arus di bawah permukaan laut tidak mengubah posisi KRI Nanggala-402. ”Harapannya masih di posisi submiss,” imbuh Riad. Di posisi itu, saat ini pencarian digencarkan. Sebab, tidak jauh dari posisi itu pula terdeteksi kemagnetan yang cukup besar. Di sekitar area itu pula ada temuan tumpahan minyak. Total, menurut data yang diterima Puspen TNI, ada sembilan titik pencarian.

Sebagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) strategis, KRI Nanggala-402 memang dibekali alat-alat yang bisa menyelamatkan awak kapal dari keadaan darurat. Salah satunya pakaian khusus. Mantan Kepala Kamar Mesin (KKM) KRI Nanggala-402 Mayor Laut Ignatius Bagus menyatakan bahwa ada MK-10 suite yang semestinya bisa dipakai awak kapal tersebut untuk menyelamatkan diri dari tower escape. Meski demikian, pakaian khusus itu hanya bisa digunakan apabila kapal tidak bocor. Di samping itu, ada batasan kedalaman masksimal 183 meter. Selain itu, ada pintu keluar rush escape yang bisa dipakai. ”Rush escape adalah keluarnya awak dari kapal selam apabila kapal di dalam pressure hull terjadi flooding atau air di luar sistem, di luar badan kapal, masuk ke badan kapal,” jelas Ignatius. Namun, hingga kemarin tidak ada tanda-tanda dua jalur itu dipakai awak KRI Nanggala-402.

Letkol Laut (P) Ansori yang pernah bertugas sebagai komandan KRI Nanggala-402 menambahkan, kapal selam itu punya sistem keselamatan yang sesuai dengan standar internasional. ”Seluruh peralatan disesuaikan dengan jumlah personel yang on board di dalam kapal selam,” kata dia. Bila ada 53 personel, alat keselamatan tersebut harus berjumlah 53. ”Kalau masalah alat keselamatan, saya rasa sudah sesuai dengan standar internasional,” tegasnya. Prosedur yang dilakukan KRI Nanggala-402 sebelum hilang kontak pun dipastikan tidak melenceng.

Namun, faktor-faktor lain yang memicu munculnya masalah bisa saja terjadi. Harapannya, seluruh awak kapal tersebut bisa bertahan sampai tim penyelamat menemukan mereka. Laksamana Muda TNI (pur) Soleman Ponto memastikan, seluruh personel yang bertugas di kapal selam sudah dilatih untuk bisa bertahan dalam keadaan darurat. ”Dilatih untuk penghematan oksigen dengan tidak bergerak sama sekali, diam, tidur,” imbuhnya.

Menurut mantan kepala BAIS TNI itu, berdiam diri bisa mengurangi penggunaan oksigen. Harapannya, seluruh awak KRI Nanggala-402 mampu bertahan dengan bekal pelatihan keras yang pernah mereka tempuh. Dia percaya, pengawak kapal selam TNI-AL merupakan prajurit-prajurit terbaik yang bisa berhadapan dengan situasi gawat dan darurat. ”Mereka (personel TNI-AL, Red) manusia-manusia terbaik,” katanya.

Baca juga: SAR Temukan Medan Magnet Besar di Kedalaman 50–100 Meter

Meski begitu, melihat perkembangan situasi dan kondisi saat ini, Soleman menilai opsi penyelamatan semakin tipis dan berat. Sebab, keberadaan KRI Nanggala-402 belum diketahui. Opsi keluar dari tower escape, kata dia, tampaknya tidak bisa dilakukan 53 awak kapal selam tersebut. Karena itu, yang dia nilai paling masuk akal adalah evakuasi menggunakan peralatan milik kapal penyelamat kapal selam. ”Harus ada pertolongan dari luar. Nah, untuk itu harus ada pertolongan kapal selam khusus, submarine rescue,” ujarnya. Menurut dia, kapal penyelamat yang dikirim Singapura semestinya bisa membantu upaya tersebut. ”Harapan kami, mudah-mudahan sore atau malam (kemarin) tiba,” kata Riad.

Kepala Dinas Penerangan TNI-AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyampaikan hal serupa. Kapal penyelamat milik Singapura menjadi salah satu harapan mereka. ”Untuk teknis penyelamatan, mengapa hanya disebutkan unsur dari Singapura, karena mereka memiliki peralatan yang mampu mencapai kedalaman tersebut,” kata dia. Meski demikian, pihaknya tidak mengesampingkan bantuan dari instansi dan negara lain. Sebab, di lokasi pencarian, semua bahu-membahu mengerahkan kemampuan yang dimiliki.

Julius mengakui, kesulitan teknis saat ini adalah menemukan keberadaan KRI Nanggala-402. ”Untuk menemukannya masih butuh waktu,” katanya. Dia berharap bantuan yang terus berdatangan bisa mempercepat pencarian.

Terpisah, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menuturkan, pihaknya diminta bergabung dalam misi operasi pencarian KRI Nanggala-402 oleh KNKT. Dalam suratnya, KNKT meminta BPPT mengirimkan tenaga ahli serta peralatan survei kemaritiman. ”Tenaga ahli yang diminta adalah mereka yang terlibat dalam operasi investasi tenggelamnya kapal MV Nur Allya 2018 lalu di perairan Halmahera,” katanya. Tim BPPT berhasil menemukan kapal tersebut pada 2020.

Tim dari BPPT itu adalah para ahli dalam pengoperasian dan pengolahan data peralatan magnetometer. Peralatan itu akan dipasang di kapal milik Basarnas. Dengan tim yang berpengalaman dalam survei kemaritiman maupun misi SAR serta teknologi canggih, Hammam berharap kapal selam Nanggala-402 segera ditemukan.

Sementara itu, peralatan evakuasi KRI Nanggala-402 terus berdatangan di Banyuwangi kemarin (23/4). Mereka mengejar batas waktu habisnya oksigen di dalam kapal selam pukul 03.00 dini hari tadi.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, salah satu material diturunkan di Bandara Banyuwangi. Pesawat militer berdatangan mengangkut berbagai peralatan yang langsung dikirim ke Pelabuhan Tanjung Wangi untuk digunakan dalam evakuasi. Termasuk remote operation vehicle (ROV).

”Kami membawa 6 ton barang untuk alat keselamatan KRI Nanggala. Ada air bubble untuk pengangkatan KRI, ada kompresor elektrik dan portabel,” kata kru pesawat Hercules Lettu Penerbang Jatmiko Adi Nugroho.

Peralatan tersebut dibawa dari Batam menggunakan Hercules milik Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma. Alat tersebut akan digunakan personel TNI dalam operasi SAR di perairan tempat hilangnya KRI Nanggala. ”Besok (hari ini) akan datang lagi bantuan alat dari Singapura. Tapi dibawa dari Batam juga, mungkin diangkut pesawat Cassa milik TNI-AL,” bebernya.

Suasana di Bandara Banyuwangi kemarin tak ubahnya lapangan udara milik militer. Pesawat TNI-AU, TNI-AL, dan kepolisian bergantian datang menurunkan peralatan pendukung evakuasi. GM Airnav Cabang Surabaya M.T. Nur Huda mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh untuk aktivitas pesawat yang tengah mendistribusikan alat untuk mengevakuasi KRI Nanggala.

Bandara yang biasanya ditutup pukul 16.00 kini beroperasi selama 24 jam. Itu dilakukan untuk memberikan dukungan penuh terhadap kelancaran operasional semua pesawat. Selama kegiatan berlangsung, petugas traffic control dan pengamanan bandara terus disiagakan. ”Kemarin ada Hercules dari Batam, kemudian pesawat dari kepolisian dan CN 235 dari TNI-AL yang mendarat di sini. Kami open 24 jam untuk penerbangan militer,” kata Nur Huda.

Kapal Bantuan dari Singapura Tiba

(NG ENG HEN FACEBOOK PAGE VIA AP)

Mobilitas para petugas yang terlibat dalam pencarian KRI Nanggala-402 semakin tinggi di sekitar Pelabuhan Tanjung Wangi. Bukan hanya KRI dan kapal dari Basarnas yang bermanuver di sekitar Selat Bali, beberapa kapal asing rencananya juga berlabuh di sana.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, ada beberapa tenda yang sudah didirikan, baik oleh BNPB maupun TNI-AL, di sekitar pelabuhan. Meski tak banyak personel, sudah ada petugas yang ditempatkan di setiap posko. Mereka tampak berjaga dan menyiapkan fasilitas peralatan yang datang ke pelabuhan.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi Letkol (Mar) Benyamin Ginting membenarkan bahwa aktivitas di pelabuhan semakin tinggi. Kehadiran kapal perang tersebut bertujuan mendukung pencarian kapal selam Nanggala. Selain kapal perang, kapal-kapal dari Basarnas ikut membantu.

Untuk mengendalikan aktivitas kapal, termasuk personel di Pelabuhan Tanjung Wangi, pihaknya menyiapkan posko di dalam pelabuhan. Posko itu akan diisi semua instansi yang terlibat di pelabuhan. Termasuk dalam pencarian KRI Nanggala, mulai TNI-AL, satpolair, hingga Basarnas. Posko tersebut akan digunakan untuk mengawasi semua aktivitas yang berkaitan dengan masing-masing instansi.

”Di sisi lain, masih ada kapal kargo, kapal perintis, dan kapal ikan. Jadi, fungsi posko pengendalian nanti mengatur kapal mana yang prioritas sandar dan tidak, termasuk untuk safety dan pengawalan ketika kapal harus melakukan pengisian BBM di sini,” jelas Benyamin.

Mantan KSOP Kendari itu menambahkan, aktivitas KRI pada Jumat (23/4) sudah berkurang. Dermaga lokasi KRI Satsuit Tubun yang sebelumnya digunakan bersandar sudah diisi kapal perintis KM Sabuk Nusantara 92 kemarin. Meski demikian, pihaknya tetap menyediakan dermaga khusus yang bisa digunakan sewaktu-waktu.

Sebab, tidak lama lagi beberapa kapal dari negara tetangga bersandar di Tanjung Wangi. Untuk tempat bersandar, ada dermaga internasional di sisi utara yang biasanya digunakan kapal tanker milik Pertamina. ”Sudah ada kapal asing dari negara tetangga yang akan membantu. Hari ini (kemarin) akan masuk. Kita sudah siapkan dermaga internasional. Dari hasil rapat tadi rencananya kapal dari Singapura yang merapat,” jelasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: admin

Gambar Gravatar
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.