[ad_1]
Ada yang spesial pada bulan ini. Setiap 25 Juni sejak 2009, dunia merayakan Hari Vitiligo. Sejarahnya, pada tanggal tersebut, raja pop Michael Jackson (MJ) menutup mata. MJ menjadi representatif dari orang dengan vitiligo karena dirinya didiagnosis vitiligo.
—
BERDASAR data Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) hingga kini, ada 0,5 hingga 2 persen orang dari total populasi dunia yang mengidap vitiligo. Saat ini jumlah populasi dunia mencapai tujuh miliar.
Artinya, jika 0,5 persen dari total populasi, ada sekitar 35 juta orang yang hidup bergandeng tangan dengan vitiligo. Sayang, banyak orang dengan vitiligo justru menutup pintu rapat-rapat. Mereka tak ingin bertemu orang karena malu. Pikiran mereka telanjur disesaki stigma negatif yang menyesatkan tentang vitiligo.
Dokter Ni Putu Ary Widhyasti Bandem MKes SpKK FINSDV FAADV selaku perwakilan Perdoski Surabaya menyatakan, vitiligo merupakan kelainan pada pigmentasi atau warna kulit. Melanosit pada kulit mengalami kelainan. Tidak mau menghasilkan warna.
Hal itu ditandai bercak putih yang biasa disebut chalk white. Batasnya cukup tegas dengan latar belakang kulit. Terutama orang dengan tipe kulit yang kontras. ”Sawo matang, misalnya. Itu kentara sekali. Vitiligo ini bisa sembuh kok,” kata Ary saat ditemui setelah mengisi acara talk show di Radio Mercury pada 23 Juni lalu.
Vitiligo dapat menyerang mental hingga fisik. Penampilan seseorang bakal berbeda setelah terkena vitiligo. Misalnya, bercak putih di salah satu area wajah. Ary pernah mendapatkan pasien yang memutuskan cerai karena pasangannya terkena vitiligo di selaput lendir.
Dokter kelahiran Denpasar itu mengungkapkan, banyak pasien yang datang ke tempatnya sudah memiliki banyak bercak putih. Chalk white-nya telah menyebar. Menurut dia, ketika bercaknya masih sedikit atau kecil, seharusnya langsung dibawa ke dokter. Tak perlu menunggu sampai menyebar.
Dulu, lanjut Ary, vitiligo dianggap hanya masalah kosmetik, padahal bukan. Lantas, bagaimana seseorang yang suka berganti-ganti kosmetik? Dia menjelaskan, tidak masalah ganti-ganti kosmetik. Namun, yang perlu diingat, jika kosmetik mengandung bahan pemutih, kemungkinan itu bisa merusak melanosit sehingga bisa menjadi pencetus vitiligo.
Vitiligo masuk kategori kelainan yang multifaktorial (banyak faktor). Ary menyebutkan, seseorang dengan vitiligo tidak bisa ditentukan hanya dengan satu faktor penyebab. Bisa karena genetik, tapi itu tidak pasti menurun. Lalu, faktor lainnya adalah autoimun. ”Kemudian stres. Bisa stres fisik atau psikis,” papar alumnus Program Sarjana Kedokteran Udayana itu.
Vitiligo bisa menyerang siapa saja. Tak mengenal gender dan usia. Ary pernah mendapatkan pasien balita. Usianya sekitar dua tahun. Lalu, usia yang paling senior adalah 50–60 tahun. Selain mengubah penampilan, vitiligo membuat kulit lebih sensitif. Pasien diminta berhati-hati terhadap paparan sinar matahari. Sebab, proteksi kulit terhadap paparan sinar UV terganggu.
Sunblock menjadi amunisi yang penting bagi orang dengan vitiligo. Ary menyatakan, tanpa menggunakan sunblock, kulit bervitiligo berisiko sun burn (terbakar). Ada berbagai macam jenis pengobatan yang bisa ditempuh. Mulai obat oles, oral, hingga fototerapi. Pada kondisi tertentu, Ary menyatakan, ada tindakan pengobatan berupa bedah. Namun, hal itu jarang dilakukan. Lama pengobatan bergantung derajat luasnya dari bercak putih.
Sebelum pasien vitiligo menjalani pengobatan, tim dokter melakukan serangkaian pemeriksaan kepada pasien. Salah satunya, menanyakan sejak kapan bercak putih muncul. Ary menyatakan, pengobatan vitiligo cukup sulit. Dibutuhkan kesabaran yang panjang. ”Ada orang yang sudah di tahap menerima kondisi vitiligo. Ya tidak apa-apa, semua itu pilihan,” ucapnya.
Dulu Tutupi Pakai Stoking dan Foundation
MJ tidak sendirian. Ada Winnie Harlow yang juga didiagnosis vitiligo. Salah satu Angel’s Victoria Secret itu berhasil mendobrak stereotipe model yang harus cantik hingga berkulit putih atau mulus. Hal yang sama dirasakan Zsasza. Dara 26 tahun itu didiagnosis vitiligo saat usianya masih 5 tahun. Ukurannya segede biji salak di pergelangan kaki. Orang tuanya membawa Zsazsa ke dokter dan dibilang panu. Saat itu warna putihnya masih tipis, belum solid.
Umur delapan tahun sudah ada di lutut, tapi belum sampai ke tangan. Cuma di bagian kaki. Bullying menghampirinya. Dia sempat enggan masuk sekolah. ”Ada beberapa teman lakinya yang bilang, ih kenapa itu putih kakinya, terus ketawa-tawa,” kenang Zsazsa.
Dia selalu menutupi bagian kulitnya yang vitiligo menggunakan stoking hingga foundation ke mana pun pergi. Hal itu dilakukannya mulai SD hingga kuliah. Bercak putih mulai menyebar hingga ke wajah saat Zsazsa kuliah sekitar usia 23 tahun.
Akhirnya, ada satu momen yang membuat Zsazsa lebih berani berdiri dengan vitiligonya. Seorang temannya menyatakan, apa yang ada di dalam diri Zsazsa menjadi kekuatannya. ”Terus, aku mikir, iya begitu. Kalau kulitku warna putih begini memang kenapa? Nggak merugikan orang lain juga,” tambahnya.
Sejak tiga tahun lalu saat usianya 23 tahun, dia menjajal dunia modeling. Kemudian, dia bergabung dengan manajemen model, Dieu Models Management. Sayapnya di dunia modeling dikepakkan dengan lebar dan kuat.
FAKTA ATAU MITOS?
VITILIGO MENULAR: Faktanya, vitiligo tidak menular. Karena itu, Anda tak perlu menjauh ketika ada tetangga, keluarga, atau kerabat dengan vitiligo.
VITILIGO BERPOTENSI CACAT FISIK HINGGA GANGGUAN MENTAL: Faktanya, orang dengan vitiligo dapat hidup normal.
VITILIGO SAMA DENGAN ALBINO: Faktanya, vitiligo bisa terjadi pada usia berapa pun. Namun, lain halnya dengan albino yang muncul sejak lahir.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!