Kebocoran Air Tak Terkendali, Pendapatan PDAM Gresik Hanya Rp 2 Miliar

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Tingkat kebocoran air PDAM Giri Tirta pada 2020 ternyata belum terkendali. Meski jumlah produksi air baku semakin meningkat menjadi 1.600 liter per detik (lpd), angka kehilangan atau kebocoran air juga terus meninggi. Rata-rata 30 persen.

Padahal, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 47 Tahun 1999, batas maksimal kebocoran air bersih adalah 20 persen. Selain pasokan air ke para pelanggan menjadi tidak optimal, kebocoran itu berpengaruh terhadap pendapatan.

Data yang didapat Jawa Pos, pada akhir 2020 kebocoran air masih 1.437.747 meter kubik (m³). Jumlah itu berkisar 37 persen dari total produksi 3.834.782 m³. Bahkan, pada September 2020, kebocorannya mencapai 41 persen (selengkapnya lihat grafis).

Ketua Komisi IV DPRD Gresik Muchammad menyatakan, sesuai aturan, angka kebocoran atau kehilangan air itu maksimal 20 persen saja. Kendati tren kebocoran tersebut setiap bulan melebihi regulasi, belum ada peningkatan untuk menekannya secara signifikan. ’’Semestinya jika kebocoran di atas 20 persen, langsung ditindaklanjuti agar bisa ditekan,” ujarnya.

Dia pun kembali menyinggung pentingnya koordinasi di internal manajemen salah satu BUMD Pemkab Gresik itu. Muchammad menyebutkan, masalah kebocoran itu tidak hanya menjadi tanggung jawab bidang produksi, tapi juga bidang distribusi. ’’Kalau angka kebocoran tinggi, lagi-lagi yang dirugikan masyarakat. Kalau bocor, airnya mati sampai berhari-hari kan? Jadi, selain kerugian pendapatan, ada kerugian pelanggan,” katanya.

Politikus PKB itu menambahkan, ada yang terasa aneh dalam pelayanan air bersih dari PDAM. Sepengetahuannya, saat jumlah produksi air 1.300 lpd, jarang sekali terjadi kebocoran. Namun, ketika ditambah 300 lpd menjadi 1.600 lpd, ternyata malah sering terjadi kebocoran. ’’Jadi, dapat tambahan dari SPAM Umbulan lalu ke PDAM, terus mengalir ke laut, karena kan sering bocor,” celetuknya.

Kamis (25/3) direksi PDAM Giri Tirta juga diundang Komisi II DPRD Gresik untuk menghadiri rapat dengar pendapat. Beberapa yang menjadi sorotan dewan adalah anjloknya pendapatan PDAM pada tahun anggaran 2020. Yakni, hanya Rp 2 miliar. Dibandingkan 2019, pendapatan yang dicapai Rp 10 miliar.

Baca Juga: Masalah Baru di Singapura, Covid-19 Menyebar Lewat Air Limbah Asrama

’’Tingkat kebocoran air juga semakin tak terkendali. Kalau 2019, dalam setahun tingkat kebocoran sekitar 9 juta meter kubik, pada 2020 mencapai 14 juta meter kubik,” ungkap Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik Syahrul Munir.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.