[ad_1]
JawaPos.com – Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini menargetkan peremajaan (replanting) perkebunan karet rakyat seluas 1.100 hektar (Ha), dari 168.000 Ha yang perlu diremajakan. Hal itu dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas karet.
Ditjen Perkebunan Kementan Heru Tri Widarto menyebutkan, saat ini luas arael tanaman karet sekitar 3,6 juta Ha dengan produksi 3,7 juta ton. Sedangkan produksi karet nasional pada 2020 sebesar 2,884 juta ton. Sementara itu, produktivitas karet rata-rata nasional sebesar 1,01 ton per Ha.
Menurut Heru, jika sebagian tanaman karet yang sudah tua diremajakan produktivitas karet bisa mencapai 2 ton per Ha. Sedangkan produktivitas karet rakyat saat ini hanya sekitar 600 kilogram per Ha.
“Untuk itu, tahun 2021 Ditjen Perkebunan menargetkan program peremajaan karet rakyat seluas 1.100 hektar,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (13/7).
Dalam program peremajaan karet tahun ini, lanjutnya, Kementan mendorong agar penanaman sela (tumpang sari) karet dengan jagung seperti di Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. “Hasil produksi jagung cukup bagus dan sudah panen,” imbuhnya.
Heru menyebutkan, peremajaan karet dengan tumpang sari jagung sudah dilakukan sejak tahun 2018 hingga 2021 seluas 900 Ha. “Paling besar di kabupaten Meranti 100 ha,” tuturnya.
Heru menambahkan, program tumpang sari dapat mendukung ketahanan pangan nasional. “Kalau ini kita integrasikan dengan jagung sekitar 50-70 persen dari total perkebunn karet tua 168.000 hektar, maka ada sekitar 84.000 hektar kebun karet yang bisa kita manfaatkan untuk ditanami jagung,” pungkasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!