[ad_1]
JawaPos.com–Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sterilitas dan toksisitas vaksin AstraZeneca. Hal itu untuk membuktikan pengaruh imunisasi terhadap wafatnya Trio Fauqi Virdaus.
”Sekarang sedang diuji vaksinnya dari segi sterilitas dan toksisitas. Apakah vaksin yang disuntikkan itu steril atau tidak? Kami juga cek apakah ada kandungan toksisitasnya atau tidak,” kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Minggu (16/5).
Toksisitas adalah sifat suatu zat yang merusak bila dipaparkan terhadap struktur organisme, seperti sel atau organ tubuh. Sementara sterilitas diuji untuk mengetahui apakah vaksin tersebut bersih dari kuman atau mikroorganisme lain.
Hindra mengatakan, kajian terhadap kandungan vaksin itu sedang dilakukan BPOM. ”Uji BPOM biasanya dua sampai tiga pekan. Itu meliputi toksisitas dan sterilitas,” ujar Hindra Irawan Satari.
Komnas KIPI juga telah berupaya menginvestigasi wafatnya Trio Fauqi Virdaus berdasar riwayat penyakit atau komorbid yang mungkin berkaitan dengan KIPI. Namun berdasar rekam medis dari pihak dokter yang pernah melayani Trio, menurut Hindra, Komnas KIPI menemukan ada penyakit kronis yang diderita. Namun Hindra memastikan kejadian Trio wafat tidak dipicu penyakit kronis tersebut.
”Kalau terkait penyakit kronisnya apa dan bagaimana, itu rahasia medis yang tidak bisa kami ungkapkan,” terang Hindra.
Hindra menjelaskan, investigasi terhadap kejadian yang dialami Trio bisa dinyatakan selesai apabila BPOM telah melaporkan hasil uji terhadap sterilitas maupun toksisitas dari vaksin yang disuntik kepada almarhum. Namun investigasi juga memungkinkan bisa berlanjut melalui proses autopsi jenazah almarhum dengan seizin keluarga.
Proses autopsi jenazah, lanjut Hindra, diperlukan Komnas KIPI menyusul ketiadaan data pendukung proses autopsi. ”Data yang dihimpun KIPI tidak ada sama sekali, sebab almarhum tiba di rumah sakit sudah wafat. Dokter juga tidak sempat memeriksa lebih jauh. Datanya tidak ada sama sekali,” tutur Hindra.
Menurut Hindra, keluarga maupun Trio sebenarnya memiliki peluang untuk menjalani diagnosa medis saat terjadi keluhan penyakit. ”Padahal almarhum mengeluh sehari sebelumnya sejak pukul 15.30 WIB. Lalu besoknya datang ke rumah sakit pukul 12.45 WIB sudah meninggal. Padahal kalau diperiksa cek laboratorium dan CT scan itu bisa. Kami memeriksa saat jenazah sudah dimakamkan,” ujar Hindra.
Komnas KIPI berencana mengonfirmasi keluarga almarhum terkait kesediaan mereka untuk membongkar makam almarhum untuk kepentingan autopsi.
”Kita akan konfirmasi, kalau keluarga mau, ya alhamdulillah. Nanti dokter forensik yang autopsi. Itu masih memungkinkan seperti kejadian-kejadian kriminal,” papar Hindra.
Trio Fauqi Virdaus, 22, meninggal dunia setelah menjalani vaksinasi AstraZeneca pada Rabu (5/5). Pemuda asal Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur, yang bekerja di Pegadaian itu meninggal sehari setelah vaksinasi, Kamis (6/5). Sementara proses investigasi Komnas KIPI baru dimulai pada Jumat (7/5).
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!