[ad_1]
JawaPos.com–Masjid Al Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan yang terletak bersebelahan di Jalan Gatot Subroto, Kratonan Serengan, Solo, sama-sama menjaga tolerasi perbedaan. Dalam kebersamaan masjid melaksanakan salat Idul Fitri dan gereja ibadah Kenaikan Isa Almasih, pada Kamis (13/5).
Kegiatan salat Idul Fitri bertepatan dengan ibadah Kenaikan Isa Almasih di GKJ Joyodiningratan yang letaknya bersebelahan dengan Masjid Al Hikmah tidak menjadi masalah. Keduanya sudah terbiasa perbedaan dalam kebersamaan.
”Kami sudah terbiasa melaksanakan ibadah perbedaan dalam kebersamaan,” kata Ketua Takmir Masjid Al Hikmah Kratoran Solo, Muhammad Nasir seperti dilansir dari Antara di Solo, Rabu (12/5).
Menurut Nasir, pihaknya sudah paham sebelum lahir tentang perbedaan tersebut. Apalagi berkaitan dengan perayaan Natal bersama Idul Fitri sudah biasa dilakukan dua tempat ibadah itu.
Meskipun, kegiatan ibadah salat Idul Fitri dengan Kenaikan Isa Alamasih hari sama pada Kamis (13/5), tetapi waktunya berbeda. Salat Idul Fitri dimulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB dan ibadah Kenaikan Isa Almasih pada pukul 17.00–18.00 WIB.
”Jadi kedua tempat ibadah ini, saling menghormati luar biasa dan saling menjaga toleransi sejak dahulu hingga sekarang. GKJ Joyodiningratan ini, berdiri sekitar 1939 dan Masjid Al-Hikmah pada 1947. Hingga sekarang toleransi tetap tinggi,” kata Nasir.
Nasir mengatakan, setiap agama keberadaannya di Indonesia dan dijamin undang-undang dan perlu dijaga. Jadi masyarakat tidak boleh mengganggu ibadah agama lain dan harus saling menghormati.
”Hal ini, pentingnya ber-Pancasila meski berbeda-beda tetap satu, sehingga Indonesia ini menjadi kuat,” ucap Nasir.
Jika pelaksanaan salat Idul Fitri pada Minggu dan bertepatan kegiatan ibadah di gereja, biasanya dimundurkan waktunya dari pukul 06.00 WIB menjadi pukul 08.00 WIB atau setelah salat selesai.
”Hal ini, kebersamaan dalam perbedaan. Jika hanya sama satu agama kemudian rukun itu, wajar. Kalau ini, beda agama tetapi rukun bisa menjadi inspirasi masyarakat terutama generasi muda sekarang,” tutur Nasir.
Nunung Istining Hyang, pendeta GKJ Joyodiningratan Solo mengatakan, gereja dan masjid sudah tahu sejak lama kegiatan ibadah akan bersamaan waktunya. Salat Idul Fitri dilaksanakan pagi, gereja menata jadwal ibadah pada sore hari atau pukul 17.00 WIB.
”Kami sudah koordinasi dengan pengurus masjid. Setiap ada kegiatan ibadah hari besar selalu koordinasi. Namun, ibadah Kenaikan Isa Almasih jumlah jemaat dibatasi 80 orang dengan usia 18 tahun hingga 60 tahun dan lainnya melalui virtual,” terang Nunung.
Nunung menjelaskan, ibadah Kenaikan Isa Almasih di GKJ Joyodiningratan pada tahun-tahun sebelum pandemi biasa digelar pukul 08.00 WIB. Tetapi tahun ini, digelar bersamaan harinya dengan salat Idul Fitri, sehingga gereja menata ibadah pada pukul 17.00 WIB.
Nunung menambahkan, pihaknya menjaga toleransi dengan masjid khusus acara rutin dilaksanakan bersama-sama tidak ada masalah. Namun, jika kegiatan hari besar akan dikoordinasikan karena bakal dihadiri banyak jemaat sehingga tidak saling mengganggu dan parkir kendaraan juga dapat diatur dengan baik.
”Kami koordinasi untuk kegiatan ibadah hari-hari besar. Kami ibadah di tempat masing-masing,” kata Nunung.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!