[ad_1]
Indonesia memang dikenal dengan sejarahnya yang terdiri dari berbagai macam kerajaan. Ada beberapa kerajaan yang masih eksis hingga sekarang seperti Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Kesultanan Deli, Kesultanan Cirebon, hingga Kesultanan Ternate.
Uniknya, beberapa kerajaan tersebut ternyata masih melestarikan tradisi yang dilakukan sejak zaman dahulu kala. Beberapa tradisi di antaranya bahkan diikuti oleh banyak sekali masyarakat dan mampu menarik perhatian wisatawan. Berikut ini lima tradisi dari berbagai kerajaan yang masih eksis di Indonesia.
1. Hajad Dalem Kuthomoro (Keraton Yogyakarta)
Pada bulan Ruwah setiap tahunnya, Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Hajad Dalem Kuthomoro. Bulan Ruwah sendiri merupakan bulan kedelapan dalam kalender Jawa dan biasanya berimpit dengan bulan Sya’ban dalam kalender Islam.
Tradisi Hajad Dalem Kuthomoro ini merupakan prosesi pengiriman doa kepada para leluhur Keraton Yogyakarta yang telah dimakamkan di Kagungan Dalem.
Tradisi yang konon telah dilakukan sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I ini juga bertujuan untuk mengirimkan kawilujengan. Kawilujengan sendiri dapat diartikan sebagai upaya untuk memohon keselamatan dan kesehatan.
2. Sekaten (Keraton Surakarta dan Yogyakarta)
Sekaten merupakan tradisi yang dilaksanakan sejak abad ke-15 untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi sekaten ini dilaksanakan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Dalam tradisi ini, akan diadakan pasar malam selama satu bulan penuh yang diikuti tradisi Grebeg Maulud Nabi yang berupa kirab gunungan.
Di Keraton Surakarta, prosesi sekaten diawali dengan keluarnya dua gamelan milik Keraton Surakarta, yaitu gamelan Kyai Guntur Madu dan gamelan Kyai Guntur Sari. Kedua gamelan tersebut akan dibawa ke Masjid Agung Surakarta sebagai pembukaan akan berlangsungnya sekaten.
3. Kololi Kie Mote Ngolo (Kesultanan Ternate)
Kesultanan Ternate memiliki ritual Kololi Kie Mote Ngolo ini yang diadakan setiap tahunnya yang bertepatan saat pesta rakyat. Tradisi ini ialah salah satu amanat almarhum Mudaffar Sjah yang merupakan Sultan Ternate yang ke-48. Inti dari tradisi Kololi Kie ialah mengelilingi gunung/kampung melalui jalur laut di sembilan titik.
Kesembilan titik tersebut merupakan lokasi makam yang oleh penduduk setempat biasa disebut jere. Tradisi ini juga dilakukan sebagai upaya untuk menjauhkan masyarakat Ternate dari berbagai ancaman bencana dari gunung berapi.
4. Panjang Jimat (Kesultanan Cirebon)
Tradisi Panjang Jimat merupakan ritual tradisional yang rutin diadakan secara turun temurun setiap tahunnya di Keraton Cirebon. Tradisi ini dilaksanakan setiap malam 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan hari kelahiran nabi Muhammad SAW.
Secara harfiah, kata ‘panjang’ berarti lestari, sedangkan ‘jimat’ berarti pusaka. Ritual dimulai dengan mengarak berbagai macam barang, di antaranya nasi tujuh rupa atau nasi jimat menuju masjid atau mushola keraton.
Nasi jimat sendiri konon berasal dari beras yang disisil atau prosesi mengupas beras dengan tangan dan mulut selama setahun oleh abdi keraton perempuan, yang sepanjang hidupnya memutuskan untuk tidak pernah menikah atau biasa disebut perawan sunti.
5. Junjung Duli (Kesultanan Deli)
Junjung Duli merupakan sebuah tradisi semacam open house saat perayaan Idul Adha. Bedanya, tradisi ini dilakukan oleh Sultan Deli di istananya yang bernama Istana Maimun. Nuansa kerajaan di sana sangatlah kental dengan para pejabat istana dan pasukan pengawal yang menggunakan kostum kerajaan khas Melayu.
Tradisi ini diawali dengan penghaturan sembah yang dilakukan kepada Sultan Deli oleh pejabat istana, tokoh adat, dan masyarakat. Acara diakhiri dengan makan bersama yang sudah disediakan pihak istana.
Nah, itu dia lima tradisi yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang masih eksis di Indonesia. Ternyata, cukup banyak tradisi-tradisi yang ternyata berasal dari kerajaan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Semoga kelima tradisi ini masih dapat dilestarikan kedepannya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!