Merawat Sukulen agar Berumur Panjang, Jemur 1–2 Kali dalam Sepekan

oleh
oleh

[ad_1]

Sukulen masih jadi favorit penyuka tanaman. Mungil dan pas diletakkan di dalam ruangan. Dengan perawatan yang baik (dan relatif mudah), sukulen bisa tumbuh sehat dan panjang umur.

MERAWAT sukulen itu gampang-gampang seru. Elisabeth Puspita menceritakan, tanaman dengan batang dan daun berdaging itu butuh lingkungan tumbuh yang stabil. Teduh, terlindung dari terpaan angin dan hujan. Jika itu tak terpenuhi, sukulen rentan sakit atau tumbuh tak normal.

Elis, sapaan Elisabeth, menjelaskan, ada banyak jenis sukulen populer di tanah air. Dia menyarankan kaktus, sansevieria, dan haworthia untuk penanam pemula. Ketiganya bandel. Mudah dirawat, mampu tumbuh di luar atau dalam rumah. ’’Bahkan, bisa besar atau keluar anakan. Semudah itu,” kata pemilik Cactelier tersebut.

TEMAN DI MEJA KERJA: Si mungil sukulen dalam pot beragam bentuk yang catchy. Elis menyarankan, sukulen yang ditempatkan di dalam ruangan tetap rutin dijemur agar tumbuh sehat. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

Ada pula jenis yang menurutnya sulit. Dari koleksinya, ada echeveria. Tanaman dengan daun bertumpuk-tumpuk itu butuh pemantauan ekstra. ’’Endel, nggak bisa kena panas langsung, tapi kalau kurang paparan matahari, tumbuhnya memanjang,” lanjut Elis. Selain itu, ada elephant bush yang menyukai tempat tumbuh yang sejuk.

Syarat tumbuh sukulen –apa pun jenisnya– hampir mirip. Media tanam harus mampu menahan kelembapan tapi tak tergenang air. ’’Campurannya standar; pasir malang, tanah, dan sekam bakar. Ditambah pumice (batu apung) atau arang di dasar pot agar nggak terlalu menyimpan air,” paparnya. Atasnya ditutup batuan kecil supaya rapi, tak menyerpih ke luar pot.

Meski tergolong tanaman yang mampu ditanam indoor, kebutuhan cahaya matahari tetap perlu diperhatikan. Di rumahnya, sukulen diletakkan di halaman yang terpapar cahaya matahari. Bagian atasnya terlindung paranet. ”Kalau kepanasan gosong, tapi kalau kurang (paparan matahari) jadi jelek tumbuhnya,” lanjut Elis.

Baca juga: Huperzia, si Menjuntai yang Biasa Menumpang dan Butuh Naungan

Elis menyarankan, sukulen dalam ruangan tetap perlu rutin dijemur. Pot idealnya diletakkan di dekat jendela. ’’Di tempat ber-AC juga harus dicek,” kata perempuan yang juga desainer interior itu.


TEMAN DI MEJA KERJA: Si mungil sukulen dalam pot beragam bentuk yang catchy. Elis menyarankan, sukulen yang ditempatkan di dalam ruangan tetap rutin dijemur agar tumbuh sehat. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

REPOTTING

IBARAT siput, sukulen yang tumbuh besar terkadang butuh ”rumah” yang lebih besar. Berikut petunjuk untuk repotting.

KAPAN HARUS REPOT?

Saat tanaman mulai besar, melebihi diameter pot. Atau, muncul banyak anakan.

MENGAPA HARUS REPOT?

Supaya tumbuhnya tetap sehat. Setelah dipindah pot, tanaman biasanya tumbuh lebih subur. Jika tetap di pot lama, tanaman awet ”kerdil”. Bila ada tunas baru, anakannya bakal berdesakan di pot.

TEMAN DI MEJA KERJA: Si mungil sukulen dalam pot beragam bentuk yang catchy. Elis menyarankan, sukulen yang ditempatkan di dalam ruangan tetap rutin dijemur agar tumbuh sehat. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

APA SAJA YANG DIBUTUHKAN SAAT REPOT?

Media tanam campuran, pumice (atau arang), tanaman, batuan kecil

BAGAIMANA MELAKUKAN REPOT?

Angkat tanaman dari pot, namun tetap pertahankan tanah di sekitar akar.

Siapkan pot baru yang diameternya lebih besar. Isi dengan arang untuk menutup dasar pot.

Isi dengan separo media tanam, lalu masukkan tanaman.

Tutup dengan sisa media tanam. Padatkan, lalu tutup kembali dengan batuan kecil.


MERAWAT SUKULEN

PUPUK

  • Elis menyarankan pemberian vitamin B1 di air penyiraman. Cukup dilakukan 1–3 bulan sekali.
  • Agar pertumbuhan lebih optimal, berikan pupuk NPK butiran sekitar 3–5 butir. Pemberiannya 1–3 bulan sekali.

MENJEMUR

  • Tanaman sukulen, terutama yang dipajang dalam ruangan, baiknya dijemur 1–2 kali seminggu.
  • Waktu menjemur terbaik adalah pagi (07.00–09.00) atau sore (15.00–17.00).

PENYIRAMAN

  • Elis menggunakan pipet untuk takaran penyiraman. Untuk satu tanaman, sekali menyiram butuh tiga kali pipet atau 10 ml.
  • Jika menyiram di bagian daun, pastikan keringkan agar tidak membuat busuk di pangkal daun.

 

PENANGANAN PENYAKIT DAN HAMA

  • Saat ada daun yang kekuningan atau bebercak cokelat karena busuk, segera potong atau cabut.
  • Kutu putih (cabuk) bisa diambil hingga bersih. Lalu, seka dengan kapas atau cotton bud yang diberi sabun cuci piring.
  • Jika tanaman terlihat kekuningan, bongkar pot. Sebab, jika busuk mengenai akar atau batang, tanaman sulit bertahan hidup.
  • Pisahkan tanaman yang sakit agar tidak menularkan pada tanaman sehat.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: admin

Gambar Gravatar
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *