[ad_1]
JawaPos.com – Roda ekonomi yang sudah berangsur membaik juga dirasakan pada sektor properti. Sehingga kebutuhan memiliki hunian diproyeksikan akan kembali meningkat. Perkiraan tersebut berdasarkan pertumbuhan yang dialami sektor perumahan sejak triwulan III tahun lalu yang mencapai 2 persen.
Perusahaan tekonologi yang bergerak di bidang properti, Lamudi.co.id mengatakan, pertumbuhan sektor properti juga masih akan berlanjut tahun ini. Hal itu tercermin dari kuartal pertama 2021, saat kebijakan stimulus pembebasan PPN dari pemerintah diterapkan, berhasil mendorong pertumbuhan sektor properti sebesar 0,94 persen.
Managing Director Lamudi.co.id Mart Polman mengatakan, kebutuhan dan minat masyarakat terhadap memiliki hunian pun mempengaruhi harga. Pihaknya mencatat, terdapat kenaikan harga hunian di wilayah tertentu seperti Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang signifikan.
“Di Jakarta Barat, kenaikan rata-rata harga rumah naik 4,78 persen dibandingkan tahun lalu atau menjadi Rp 28,5 juta per m2, sedangkan di Jakarta Utara naik 7,62 persen dibandingkan enam bulan lalu atau menjadi Rp 22,6 juta per m2,” kata Mart dalam keterangannya, Sabtu (29/5).
Mart menyebut, hal tersebut memicu perusahaannya membuat program dalam mengakomodir minat masyarakat Indonesia untuk memiliki tempat tinggal meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir. “Dengan menghadirkan Lamudi Online Property Fair (LOPF) 2021 pada 1-27 Juni 2021. Bekerja sama dengan developer ternama, ini merupakan kedua kalinya,” imbuhnya.
Mart menjelaskan, melalui program tersebut, pihaknya akan membantu masyarakat yang ingin mencari hunian di tengah pandemi Covid-19 tetap aman dalam mendapatkan informasi terbaru serta diskon dari developer.
Dia menyebut minat masyarakat terhadap properti selain mencari hunian untuk dijadikan tempat tinggal tapi juga untuk berinvestasi. Sehingga banyak pengembang properti yang menawarkan nilai pertumbuan modal atau capital gain dan keuntungan dari produknya lantaran memiliki lokasi yang strategis.
“Ditambah lagi pemerintah telah mengeluarkan kebijakan DP 0 persen yang akan menjadi stimulus bagi masyarakat yang sedang mencari rumah hunian idaman,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan bahwa real estat termasuk di antara sektor-sektor yang sepanjang 3 bulan pertama tahun ini tumbuh positif bersama informasi dan komunikasi, perdagangan, pengadaan air, jasa kesehatan, pertanian, dan pengadaan listrik gas.
Terkait bisnis properti atau real estate, pemerintah memang telah mengeluarkan stimulus berupa pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga mengeluarkan regulasi yang memungkinkan perbankan penerapan uang muka (down payment/DP) 0 persen meski dalam kenyataannya pencairan kredit dengan DP 0 persen itu sepenuhnya tergantung pada kebijakan bank masing-masing.
Bank Indonesia juga telah menekan suku bunga acuan dan mengeluarkan kebijakan yang mendorong agar perbankan pun ikut menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!