PESIBAR (IM) – Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pesisir Barat Drs. Miswandi Hasan, M.Si menginformasikan hasil Vidcon yang terlaksana terkait dengan upaya pencegahan Stuntung di masa pandemi Covid-19, Kamis 18 Juni 2020.
Kegiatan yang ikuti di hadiri oleh Perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Sekreratis Rochmad, S. Sos, MM, Kabid Kesmes Irhammudin, SKM. Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Pesisir Barat. Eksir Abadi, SH.Vidcon pencegahan stunting di pimpin oleh Prof. Damayanti Ruslu Sjarif selaku Div Nutrisi Pediaktrik dan penyakit Metabolik Dep Ilmu Kesehatan Anak RSCM/FKUI.
Sementara pengertian Stunting adalah Stunted ( perawakan pendek) dengan panjang / tinggi badan menurut usia dibawah – 2 SD) yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronik.
Kemudian ada beberapa cara melakukan pencegahan stunting. Di antaranya melakukan edukasi dengan pola kultur yang menarik, sehingga yang disampaikan kepada masyarakat bukan hanya sekedar teori tetapi juga dapat dilaksanakan dengan baik.
Hal itu penting dilakukan. Apalagi stunting adalah penyakit permanen dan irreversible atau tidak bisa diperbaiki jika anak sudah melewati usia dua tahun. demikian yang di sampaikan melalui Maswadi Hasan Plt kepala diana Kominfo Pesisir Barat.
“Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat malnutrisi kronik masih menjadi tantangan di Indonesia, dimana prevalensi balita stunting masih berada di angka yang tinggi, yaitu 26,2%,” Terangnya.
Lanjutnya, Pemerintah telah memiliki 8 aksi integrasi dalam penanganan stunting bagi Kabupaten/Kota. Struktur organisasi percepatan, pencegahan dan penurunan stuntingpun sudah hadir pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa.
Dalam menjalankan fungsi Koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian (KSP) Kemenko PMK juga telah meminta Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah hingga stakeholder lainnya untuk mempercepat perbaikan gizi masyarakat. Diantaranya dengan percepatan penurunan stunting, peningkatan intervensi yang bersifat life saving serta penguatan advokasi,
komunikasi sosial dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Selain itu juga melakukan penguatan sistem surveilans gizi dan peningkatan komitmen serta pendampingan bagi daerah. Termasuk respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat khususnya di wilayah kabupaten Pesisir Barat.
Sumber: Kominfo Pesisir Barat