[ad_1]
JawaPos.com – Covid-19 varian Delta membuat anak-anak lebih mudah tertular. Berdasar itu, tak hanya anak remaja usia di atas 12 tahun saja, tetapi anak di bawah 12 tahun juga penting divaksinasi. Penelitian mulai mendorong pemberian vaksin untuk anak-anak di bawah 12 tahun.
Sebuah penelitian di Korea Selatan menunjukkan kasus Delta memiliki viral load 300 kali lebih tinggi. Sebelumnya, dokumen internal CDC menjuluki Delta sama menularnya dengan cacar air. Namun, hingga kini belum ada vaksin yang disetujui untuk bayi dan balita.
Seberapa mendesaknya vaksin untuk anak?
Di UEA, Sinopharm sudah disetujui untuk anak-anak dari usia 3 hingga 17 tahun. Mengapa butuh waktu lama untuk mendapatkan lampu hijau vaksin untuk anak kecil?
Anak-anak bisa terinfeksi virus Covid-19. Mereka bisa dirawat juga karena sakit Covid-19. Dan mereka bisa menyebarkan Covid-19 ke orang lain
Dokumen internal CDC menemukan kemungkinan lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit dan kematian karena Delta. Sementara itu, sebuah studi dari Skotlandia menemukan risiko dua kali lipat rawat inap dengan Delta dibandingkan dengan Alpha.
Studi itu juga menemukan bahwa orang dengan Delta membawa virus yang terdeteksi lebih awal dibandingkan dengan virus asli.
Dokter anak melaporkan anak-anak makin mudah sakit karena Delta. Ahli epidemiologi Dr. Eric Feigl-Ding, mengutip catatan rawat inap pediatrik (khusus anak) berpotensi melampaui puncak pandemi. Dokter melaporkan anak-anak semakin sakit di tempat-tempat di mana penyebaran komunitas dari varian tinggi.
“Lonjakan #DeltaVariant akan memburuk untuk anak-anak,” tulisnya di Twitter.
Apa Saja Vaksin Covid-19 untuk Anak?
1. Pfizer
Temuan awal tentang penggunaan vaksin Covid-19 pada anak-anak yang lebih kecil sudah keluar. Misalnya, dengan Pfizer, data menunjukkan bahwa 1/3 dosis untuk orang dewasa adalah kisaran optimal untuk anak-anak di bawah 12 tahun dan lebih tua dari 5 tahun. Hal itu ditegaskan oleh Ahli Kesehatan yang meneliti vaksin Pfizer, Dr. Flor Muñoz di Rumah Sakit Anak Texas dan Fakultas Kedokteran Baylor.
Pada 10 Mei 2021, FDA AS menyetujui suntikan untuk digunakan pada anak-anak usia 12 hingga 15 tahun.
2. Moderna
Moderna telah memulai uji coba pada anak-anak dengan 6.795 peserta di AS dan Kanada. Anak-anak akan berusia 6 bulan sampai <12 tahun. Setiap peserta berusia dua tahun hingga kurang dari 12 tahun dapat menerima salah satu dari dua tingkat dosis (50 g atau 100 g).
Juga di bagian percobaan 1, setiap peserta usia enam bulan sampai kurang dari 2 tahun dapat menerima salah satu dari tiga tingkat dosis (25 g, 50 g dan 100 g).
Analisis sementara akan dilakukan untuk menentukan dosis mana yang akan digunakan di fase 2, bagian perluasan studi yang dikontrol plasebo. Peserta akan diikuti hingga 12 bulan setelah vaksinasi kedua.
Pada 23 Juli 2021 Komisi UE menyetujui vaksinasi dengan suntikan Moderna kepada anak-anak berusia antara 12 dan 17 tahun. Lalu pada 17 Agustus 2021 Inggris menegaskan mRNA-1273 aman dan efektif untuk anak berusia 12-17 tahun. Dan pada 23 Agustus 2021 regulator kesehatan Saudi menyetujui mRNA-1273 untuk anak-anak dari usia 12-17 tahun.
3. Sinovac
Pada 7 Juni 2021 Tiongkok menyetujui penggunaan darurat untuk mereka yang berusia antara 3 dan 17 tahun.
4. Sinopharm
Pada 20 Juli 2021 Tiongkok menyetujui penggunaan daruratnya untuk anak muda berusia 3 hingga 17 tahun. Pada 2 Agustus 2021 UEA juga menyetujui Sinopharm untuk digunakan pada anak-anak berusia antara 3 hingga 17 tahun.
5. Sputnik V
Pada 5 Juli 2021 uji coba pada anak usia 12-17 tahun dimulai di Moskow (pada 100 sukarelawan yang belum pernah terinfeksi Covid-19).
6. Janssen
Pada 2 September 2021, Janssen, cabang vaksin J&J, telah mendaftarkan sekitar 4.350 remaja untuk uji coba vaksinnya. Penelitian dirancang untuk mengevaluasi tingkat 2 dosis suntikan pada remaja sehat berusia 12 hingga 17 tahun untuk mencegah Covid-19 parah. Belum ada hasil studi saat ini.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!