[ad_1]
JawaPos.com – Pemerintah memberikan perhatian khusus ke beberapa sektor industri di tengah ketidakpastian ekonomi. Salah satunya, properti.
Sepanjang semester I, sektor tersebut mendapatkan banyak stimulus. Namun, para pengembang perlu berusaha keras untuk mengusir awan kelabu. Khususnya pada semester II ini.
Direktur Ciputra Development Tbk Sutoto Yakobus tidak memungkiri fakta bahwa pandemi Covid-19 berdampak terhadap kinerja properti. Itu membuat harga rumah yang seharusnya sudah bisa naik dari tahun lalu menjadi tertunda.
“Kondisi saat ini memang membuat proyeksi kami agak terganggu,” jelasnya Rabu (30/6).
Memang, lanjut Sutoto, tak semua sektor properti merugi. Beberapa segmen masih mencatatkan kinerja yang baik. Misalnya, rumah tapak di bawah Rp 2 miliar. Produk tersebut masih banyak peminatnya.
Faktor wilayah juga menjadi penentu. Sutoto menyatakan bahwa saat ini penjualan rumah di Semarang justru booming. Hal tersebut terjadi karena banyak industri yang migrasi ke Jawa Tengah.
“Di Semarang dan kota sekitarnya, mulai banyak kawasan industri. Itu artinya banyak yang pindah atau mendapatkan pekerjaan di sana. Dan mereka pasti mencari tempat tinggal,” jelasnya.
Penjualan hunian juga terbantu stimulus pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN). Juga beberapa stimulus lainnya. Apalagi, stimulus PPN diperpanjang sampai Desember.
Sutoto menyatakan bahwa stimulus pemerintah tidak mampu menyingkirkan awan kelabu yang membayangi industri properti. Sebab, kasus Covid-19 semakin bertambah. Menurut dia, hal tersebut membuat sebagian konsumen ragu untuk berinvestasi.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!