[ad_1]
JawaPos.com – Hari ulang tahun (HUT) Persebaya ke-94 yang jatuh pada Jumat (18/6) diwarnai oleh aksi ricuh antara Bonek dengan polisi. Pasalnya, sejak Kamis (17/6) malam, pendukung Persebaya, Bonek, bermaksud untuk menuju ke depan Stadion Gelora 10 November. Namun, mereka dihalangi oleh aparat kepolisian pada Jumat (18/6) dini hari.
Bukan tanpa alasan polisi menghentikan langkah bonek menuju stadion legendaris itu. Pasalnya, mereka khawatir ada lonjakan kasus Covid-19 bila tidak ada jarak antara Bonek. Dari pantauan JawaPos.com, sejak Kamis pukul 19.00, ribuan Bonek berdatangan menuju ke Gelora 10 November. Namun, karena akses menuju tempat tersebut ditutup, mereka berkumpul di sekitarnya. Di antaranya, Jalan Ngaglik, Jalan Kapas Krampung, hingga gang kecil seperti Teratai, Jagiran, dan Bogen.
Pada pukul 00.30, aksi Bonek mendekati Gelora 10 November dihentikan oleh polisi yang berjaga di sekitar Jalan Ngaglik serta Jalan Kapas Krampung. Meski dijaga polisi, Bonek terus maju dan mendesak polisi. Alhasil. Tak ayal, kericuhan terjadi.
Beberapa oknum melakukan pelemparan batu, kemudian, pihak petugas yang berjaga merespons dengan menembakkan gas air mata. Permintaan polisi untuk tetap tenang dan tidak saling lempar batu tidak digubris massa. Gas air mata tersebut tidak hanya menenangkan massa, namun juga sempat menghentikan aksi lemparan batu.
Namun, selang beberapa menit kemudian, aksi saling lempar batu kembali terjadi. Karena situasi riuh dan para Bonek saling dorong, lemparan batu mengenai sesama Bonek.
Muhammad Firgi, pemuda asal Balongpanggang, Kabupaten Gresik menjadi salah satu korbannya. Padahal, Ia mengaku akan menenangkan sesama suporter. “Aku mek pengen ngademno malah kenek (aku cuma pengen menenangkan malah kena batu, Red),” akunya.
Firgi tampak kesakitan. Pemuda 20 tahun itu terluka di pipi kanannya. Bahkan robekan di bagian pipi Firgi cukup panjang. Saat ditemui, darah masih menetes dari pipinya.
Bukan hanya Firgi, beberapa supporter juga tampak berdarahd-darah. yang terparah, salah satu suporter mengalami bocor kepala di bagian kiri. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan.
Dari pantauan, beberapa fasilitas umum di sepanjang Jalan Ngaglik dan Jalan Kapas Krampung Surabaya tampak rusak. Misalnya, pot bunga dan tempat sampah besar tampak rusak. Atas kericuhan itu, Kapolsek Tambaksari, AKP Akhiar menegaskan bahwa oknum tersebut sudah dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk diproses lebih lanjut. “Sudah dibawa ke Polrestabes Surabaya. tapi belum tahu jumlahnya,” jelas dia saat dikonfirmasi pada Jumat dini hari.
Ditanya soal jumlah korban lemparan batu, Akhiar mengaku belum mengetahuinya. Termasuk soal evakuasi korban. (*)
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!