[ad_1]
JawaPos.com – Pelarangan mudik terhadap masyarakat semata-mata bertujuan untuk melindungi kesehatan. Hal ini diharapkan, agar tidak adanya gelombang kasus baru Covid-19.
Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede menyampaikan, pemerintah tak ingin kejadian di India menimpa Indonesia. Saat ini, India tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Raden meminta masyarakat mengerti terhadap kebijakan tidak populis yang diambil pemerintah, termasuk memperpanjang PPKM mikro.
“Ini adalah dalam rangka melindungi kesehatan yang utama. Kalau kesehatan kita tidak terlindungi, bagaimana kita bicara ekonomi? Jadi kesehatan yang terlindungi tadi itu yang membangkitkan optimisme,” kata Raden Pardede dalam keterangannya, Senin (10/5).
Raden menyampaikan, pemerintah akan melonggarkan kegiatan masyarakat ketika kasus Covid-19 sudah bisa terkendali. Sampai saat ini, pemerintah terus mempercepat program vaksinasi, sehingga upaya pemulihan ekonomi nasional bisa tercapai.
“Nanti sesudah keadaan lebih baik, vaksinasinya makin bagus, makin cepat, nantinya baru kita kemudian melonggarkan ekonomi kita. Tapi tetap dengan protokol kesehatan dulu untuk sementara waktu ini,” ucap Raden.
Baca Juga: Mudik Dilarang Tapi WNA Boleh Datang, PKS Yakin Ada Kongkalikong
Dia menuturkan, jumlah masyarakat yang telah menerima vaksin baik suntikan pertama dan kedua hingga kini tercatat 17,25 juta orang. Raden merinci, sebanyak 11,1 juta orang atau 27,6 persen masyarakat telah menerima vaksin covid-19 untuk dosis pertama.
Sementara untuk suntikan dosis kedua, jumlah penerimanya adalah 6,1 juta orang atau 15,2 persen dari total keseluruhan penerima vaksinasi.
Jika target vaksinasi bisa optimal dan penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan, Raden yakin hal tersebut bisa mendorong optimisme bahwa ekonomi juga kian membaik.
“Dengan cara seperti itu kita harapkan pemulihan ekonomi kita akan baik, karena antara optimisme kemudian mereka mau berbelanja, mereka mau berinvestasi, itulah yang menggerakan ekonomi,” ujar Raden.
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director IPSOS in Indonesia Soeprapto Tan mengatakan, temuan yang paling menarik adalah optimisme masyarakat Indonesia mencapai 76 persen, bahwa ekonomi akan segera membaik. Karena Indonesia mesti menjaga jangan sampai yang terjadi di negara lain terjadi juga di Indonesia.
Dia menyampaikan pada Mei 2020 lalu, belanja masyarakat hanya untuk bahan masakan yang dibuat di rumah, obat-obatan pribadi, dan produk kebersihan. Namun di September 2020 lalu juga masih cenderung sama, dengan optimisme yang mulai meningkat, belanja masyarakat juga mulai merambah ke travel atau jalan-jalan.
Begitu juga restoran dan kafe juga presentasi negatifnya juga semakin kecil yang menandakan masyarakat tidak berdiam diri di rumah. “Kondisinya sudah jauh membaik,” pungkas Soeprapto.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!