[ad_1]
JawaPos.com – Perebutan juara La Liga musim ini bak roller coaster. Tiga kandidat utama –Atletico Madrid, Real Madrid, dan FC Barcelona– justru malah kehilangan angka saat memiliki kans memimpin atau menjauh.
Kemarin (30/4), Barca di luar dugaan diperdaya Granada CF 1-2 di Camp Nou. Barca yang sejatinya punya kesempatan naik ke puncak klasemen pun melengkapi kekalahan 1-2 Atletico dari Athletic Bilbao (26/4) dan Real yang ditahan imbang tanpa gol oleh Real Betis sehari sebelumnya (25/4).
Kini, Atletico tetap memimpin dengan 73 poin. Disusul Real dan Barca dengan sama-sama 71 poin. Inkonsistensi tiga tim itu memberi kesempatan bagi peringkat keempat Sevilla merapat dengan 70 poin. ”Jadilah persaingan juara kini melebar menjadi empat tim,” tulis Marca.
Itu sekaligus kali pertama dalam sejarah La Liga berformat 20 tim gap antara pemuncak klasemen dan peringkat keempat hanya empat poin. Persaingan juara La Liga musim ini pun paling kompetitif di antara liga elite Eropa. Mengungguli Ligue 1 musim ini yang melibatkan tiga tim (Lille OSC, Paris Saint-Germain, dan AS Monaco) hingga empat laga tersisa.
”Lini belakang jadi titik lemah karena konsentrasi yang buruk,” omel entrenador FCB Ronald Koeman kepada Marca. Emosi Koeman juga berbuah kartu merah lantaran dianggap menghina ofisial wasit.
Kekesalan Koeman beralasan. Sebab, Barca yang mendominasi 81,9 persen penguasaan bola dan melepaskan 18 tembakan harus mengakhiri laga dengan kekalahan.
Itu adalah kali kedua musim ini Barca kalah setelah membukukan penguasaan bola di atas 80 persen. Sebelumnya, Lionel Messi dkk keok dengan skor serupa ketika melawan Cadiz CF pada jornada ke-12 (6/12/2020). Kala itu, penguasaan bola Barca 82,1 persen.
Tantangan juara Barca makin terjal karena dua laga berikutnya tricky. Tandang ke Valencia CF (3/5) lalu menjamu Atletico (9/5).
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!