[ad_1]
JawaPos.com – Tantangan berat bakal dihadapi skuad Indonesia dalam Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, 9–17 Oktober mendatang.
Kontingen Merah Putih masuk grup A bersama Taiwan, Thailand, dan Aljazair. Di atas kertas, tim Taiwan bakal menjadi ganjalan untuk meraih status sebagai juara grup.
Taiwan memiliki materi pemain yang komplet. Pada sektor tunggal, ada Chou Tien-chen (ranking ke-4) dan Wang Tzu-wei (ranking ke-11). Pada sektor ganda, ada Lee Yang/Wang Chi-lin yang sedang on fire.
Untuk bisa mengamankan peluang, paling tidak harus ada kemenangan dari sektor tunggal.
Hal itu tidak mudah. Terutama melumpuhkan Chou. Dari materi pemain Indonesia, sebenarnya masih ada harapan. Secara head-to-head Anthony Sinisuka Ginting (peringkat ke-5) memiliki catatan imbang 6-6. Tetapi, dia kalah dalam dua pertemuan terakhir.
Sementara itu, Jonatan Christie (peringkat ke-7) memiliki rekor yang bagus dengan unggul head-to-head 6-2 dari Chou. ’’Dari pemain tunggal, bisa siapa saja yang ambil kemenangan. Yang jelas, dari sektor ganda, tidak boleh ada yang lepas,’’ kata legenda bulu tangkis Indonesia Hariyanto Arbi.
Hari melihat, peluang Indonesia cukup besar. Setelah keberhasilan Ginting meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020, dia yakin sektor tunggal bisa lebih bersaing.
’’Sebelumnya sektor tunggal memang masih kurang. Saat itu Ginting dan Jojo belum stabil. Sekarang kesempatan lebih besar. Konsistensi mereka sudah mulai terlihat,’’ ujarnya.
Legenda bulu tangkis Indonesia lainnya, Rudy Hartono, mengatakan, untuk memperbesar peluang juara sebenarnya harus ada tunggal putra ketiga yang cukup stabil. Sayangnya, itu belum dimiliki Indonesia.
Setelah Ginting dan Jojo, tunggal ketiga sangat mungkin diisi Shesar Hiren Rhustavito. Hanya, ranking Vito terpaut cukup jauh. Dia berada di peringkat ke-19.
’’Taiwan cukup lumayan dengan dua pemain tunggalnya. Apalagi punya ganda putra (Lee/Yang) yang juara Olimpiade lalu. Ini sudah terlihat cukup bahaya. Tinggal nanti harus tepat mengatur strategi siapa lawan siapa,’’ kata Rudy.
Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna bertekad bisa mengembalikan Piala Thomas ke Indonesia. Kali terakhir Indonesia juara pada 2002. Dalam waktu hampir dua dekade itu, prestasi tertinggi Indonesia hanya menjadi finalis dalam dua edisi.
’’Dalam waktu dekat setidaknya ada dua turnamen internasional yang akan kita ikuti, yaitu Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber. Ini yang akan kami coba rebut kembali sebagai lambang supremasi bulu tangkis dunia,’’ kata Agung dalam keterangan resminya kemarin.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!