[ad_1]
Notasi Nasi
lemak dan kolesterol bukanlah soal
dari undangan kawan ke kondangan pernikahan
juga kenduri, bancakan, dan Lebaran
ia timbang badan
lalu berkacak pinggang di cermin
berat badan bukanlah soal
dari gempuran iklan pelangsing
di media sosial
juga cibiran orang tak dikenal
yang mengurus banyak hal
pada pagi ia telah diaduk
oleh aroma pandan nasi uduk
sulur waktu mengingatkannya
akan lambung yang kriuk
bila melewatkan pagi tanpa sarapan
dan nasi uduk ialah melankoli sekaligus renjana
setiap memulai hari yang penuh warna juga enigma
siang ia jelma nasi padang
dari lenguhan nikmat santan
juga ancaman lemak nakal
dan malam bersama handai tolan
ia meriung membicarakan banyak hal
meski di ujung pangkal
nasi liwet telah telentang di lambung keramaian
ia teringat ibunya di desa
yang bertani, sesudahnya menanak nasi
dan amsal itu terus menggerus pikirannya
”jika tak habis, nasinya akan menangis,”
maka dari sebaris petuah yang puitis itu
kini ia punya jawaban
”pulang ditangguhkan dan lapar terus berulang.”
Wadassari, 2021
—
Kembang Telang
hari-hari berulang dan kenyataan tak pernah ingkar
ia mengetuk dari balik pintu: tuk, bukan, tik, apalagi
onomatope tak mampu mewakili
perasaanku padamu
dari khasiat penuh riwayat
dan biru cawan bersulang kemudian.
Wadassari, 2021
—
Episode Kesekian
hari masih panjang
meski semesta kerap sungsang
dan harapan lahir
dari gumpalan tinja terbuang
memupuk perjalanan
lewat tanah dan cerlang tumbuhan
hari mungkin masih panjang
cinta selalu terjaga
tak ada sia dari segala upaya
memandang dari jauhan
dari balik bukit kepada rentang lautan
serupa pelukan tak pernah sampai
menjadi jembatan bagi kesedihan
menjadi hari nyaring bagi jalan kesepian.
2021
GALEH PRAMUDIANTO
Berdomisili di Tangerang Selatan. Pengajar dan penggiat di Penakota. Buku puisinya Asteroid dari Namamu beroleh Acarya Sastra 2019.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!