[ad_1]
Epigraf di Pohon Khuldi
Di batang pohon tua dengan aksara mahapurba, dituliskanlah ramalan lakon-cerita:
siapa orang yang mampu membaca seluruhnya mestilah menerima dengan rela.
Sebab sehabis membaca, dirinya kan jadi buta dan lidahnya kan bercabang dua;
dan nantinya mestilah terlahir di setiap kala, sebagai seorang pujangga tanpa nama.
(2019)
—
Kepergian Lilith
Taman itu dirasanya hanya berisi pohon-pohon khuldi serta lelaki yang sibuk menamai;
ingin rasanya bertemu Gusti Yang Mahasunyi supaya ditutup-Nya lubang di dalam hati.
Berkatalah sang ular kalau Yang Mahasunyi bersemayam di rumah tempat kepulangan;
maka diputuskanlah pergi dari taman, dan menuju bumi memulai sebuah pengembaraan.
(2019)
—
Mula Lakon-Cerita Genesis
Bersabdalah Gusti Yang Mahasunyi, bahwasanya dari tanah dan debu hendak dicipta
makhluk bernama manusia yang gemar bertanya dan senang adanya memberikan nama.
Pemuja-pelantun-gita dan beberapa malaikat lainnya bertanya sebab-alasan mengapa;
takut dan ngeri rasanya mereka membayangkan bumi basah dengan darah serta air mata.
(2019)
—
Penantian
Di Stasiun Lempuyangan, tempat untuk memesan berbagai macam perpisahan,
duduklah sang pujangga tanpa nama di sebuah bangku panjang ruang tunggu.
Dituliskannya gubahan sajak-sajak pendek tentang potongan lakon-cerita Kejadian;
tersebab teringat kepada nona yang pipinya kemerahan dan senang lantunkan lagu.
(2019)
—
POLANCO S. ACHRI, seorang lulusan jurusan sastra yang kini menjadi seorang pengajar di sebuah sekolah menengah kejuruan di Sleman. Menulis prosa-fiksi, drama, serta esai pendek.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!