[ad_1]
JawaPos.com–Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jogjakarta mengambil kebijakan untuk membatasi aktivitas dan mobilitas warga di RT 56 RW 12, Wirobrajan, Jogjakarta. Itu dilakukan usai terjadi penularan Covid-19 yang cukup banyak di permukiman padat penduduk tersebut.
”Sejak Kamis (6/5), aktivitas dan mobilitas warga di RT tersebut sudah dibatasi. Ya, semacam lockdown untuk mencegah agar sebaran kasus tidak makin luas. Terlebih permukiman penduduk di RT tersebut bisa dikatakan sangat padat,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jogjakarta Heroe Poerwadi seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta, Senin (10/5).
Menurut dia, potensi meluasnya penularan Covid-19 di RT tersebut cukup tinggi. Sebab, sebagian besar warga di wilayah tersebut merupakan keluarga besar atau berasal dari satu trah yang sama dan hidup saling berdekatan.
Saat ini, Heroe mengatakan, petugas kesehatan masih melakukan proses tracing untuk mengetahui awal mula kasus. Di samping itu petugas terus melakukan proses pemeriksaan dengan rapid test antigen yang dilanjutkan PCR apabila antigen menunjukkan hasil positif Covid-19.
Hingga saat ini, sudah ada 10 kasus positif di RT tersebut dan seluruhnya menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, sudah dilakukan rapid test antigen kepada 30 warga. Hasilnya, 10 orang dinyatakan negatif antigen dan 20 orang dinyatakan positif antigen sehingga dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR.
”Belum diketahui hasilnya. Hari ini (10/5), kami menyiapkan 50 rapid test antigen. Namun, baru ada 39 warga yang datang. Hasilnya belum ada. Kami sedang upayakan agar seluruh warga menjalani tes antigen,” tutur Heroe.
Kasus di wilayah tersebut diperkirakan muncul saat ada seorang warga yang sudah berusia lanjut mengalami sakit flu disertai batuk pilek dan baru diperiksakan ke rumah sakit karena penyakitnya tidak kunjung sembuh. Dari hasil pemeriksaan, warga tersebut dinyatakan positif Covid-19 dan kemudian meninggal dunia pada 28 April.
”Suami dan anak pun tertular Covid-19,” terang Heroe.
Tetangga dari warga yang meninggal dunia tersebut juga ada yang diketahui terinfeksi Covid-19. Kebetulan, anaknya bekerja sebagai perawat di luar kota dan akhirnya ada beberapa anggota keluarga lain yang juga positif. Tetangga di depan rumah dari warga yang meninggal dunia juga diketahui positif Covid-19.
”Rumahnya sempat digunakan buka bersama oleh keluarga besar pada awal Ramadan,” papar Heroe.
Dari total kasus yang sudah muncul, Satgas Covid-19 Jogjakarta menyebut terdapat empat rumah dengan warga yang positif PCR dan 11 rumah positif antigen. ”Sekali lagi, posisi rumah warga sangat berdekatan,” ujar Heroe.
Selain melalukan lockdown, upaya untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19 juga dilakukan dengan memasukkan seluruh warga yang positif untuk menjalani isolasi di Selter Tegalrejo.
”Dengan kondisi penularan saat ini, RT tersebut masuk dalam kategori zona oranye. Sehingga tidak boleh menggelar salat Idul Fitri berjamaah. Salat digelar di rumah masing-masing,” ucap Heroe.
Dia mengatakan, kasus penularan Covid-19 di Wirobrjan tersebut dapat menjadi pembelajaran bersama agar penularan Covid-19 tidak makin meluas.
”Pastikan seluruh anggota keluarga tanggap terhadap kondisi kesehatannya. Jika ada yang sakit dengan gejala seperti flu, diminta segera periksa dan menjalankan protokol kesehatan lebih ketat,” kata Heroe.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!