Sebanyak 10 Anggota DPRD Surabaya Positif Covid-19

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A. Hermas Thoni mengakui ada 10 anggota dewan yang terpapar Covid-19. Thoni menjelaskan, mereka terpapar karena agenda DPRD mendorong mereka harus terus berinteraksi dengan masyarakat.

”Beberapa kolega kami, ada 10 orang yang terpapar Covid-19 tetapi ya namanya interaksi kita itu di mana saja. tidak hanya di kantor. Bisa di mana saja karena kita ini kan medan pengabdian yang harus selalu berinteraksi dengan masyarakat dalam jumlah besar,” jelas Hermas Thoni ketika dihubungi pada Kamis (10/6) malam.

Di antara interaksi itu, lanjut Thoni, bisa jadi kondisi kesehatan anggota menurun dan imun menurun. Lalu anggota DPRD terpapar Covid-19.

Thoni menyangkal kabar yang beredar bahwa anggota DPRD Surabaya terpapar pasca kunjungan ke makam Bung Karno di Blitar pada Minggu (6/6).

”Bukan karena habis dari Blitar sebelumnya. Jadi nggak benar kalau itu klaster kegiatan politik. Meski sudah menerapkan prokes dalam kehidupan sehari-hari, saat kelelahan dan ada imun menurun, ada virus masuk. Bisa jadi karena droplet manusia atau yang pernah didatangi manusia,” papar Hermas Thoni.

Ditanya apakah Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono yang sudah mengakui terpapar Covid-19 sempat merasa tidak enak badan sepulang dari Blitar, Thoni mengaku tidak tahu. ”Saya nggak tahu pasti. Tapi yang pasti yang positif ini nggak hanya dari satu fraksi. Artinya nggak hanya dari 1 parpol (partai politik). Jadi kalau sumber penularannya di mana, ya itu yang saya sebut tadi. Interaksi dengan banyak lapisan. Banyak tempat dan aktivitas yang bisa dilakukan. mungkin di tempat yang nggak kita sadari itu. Kondisi kita tubuhnya menurun,” terang Hermas Thoni.

Dia menjelaskan, anggota yang positif datang dari berbagai fraksi dan komisi. Namun, komisi D mendominasi.

”Yang paling banyak komisi D,” ucap Hermas Thoni.

Ditanya soal instruksi work from home (WFH) bagi staf, Thoni mengatakan, selama ini, DPRD sudah menerapkan sistem daring dan luring. Namun, pasca kejadian tersebut, dia belum tahu kebijakan baru seperti apa.

”Selama ini ada yang WFH dan di kantor. Itu sudah dipraktikkan sejak awal digulirkannya PPKM. Dengan kejadian ini, belum rapat lagi apakah kita akan mengurangi aktivitas 100 persen daring atau daring dan luring sebagaimana yang kita lakukan biasanya,” tutur Hermas Thoni.

Ditanya soal keterlibatan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam kegiatan DPRD, Thoni mengaku tidak tahu. Sebab selama ini, pihaknya rutin melakukan PCR swab.

”Saya belum dengar apa-apa (dari pemkot). Tapi di DPRD Surabaya, swab jadi kegiatan rutin karena interaksi dengan warga dan kelompok sosial masyarakat cukup tinggi. Itu bentuk kewaspadaan,” kata Hermas Thoni.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Khusnul Khotimah membantah bahwa anggotanya paling banyak terpapar Covid-19. Hingga kini dia belum mengantongi hasil swab positif dari anggotanya.

”Saya masih tunggu hasil dari Dinkes. Selama ini kegiatan di komisi D lebih banyak online. Rapat juga online,” ujar Khusnul Khotimah.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: admin

Gambar Gravatar
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.