[ad_1]
JawaPos.com – Lini pertahanan Inggris jadi sorotan di Euro 2020. Yang fenomenal adalah gawang The Three Lions masih nirbobol sejak awal turnamen hingga menjejak semifinal.
Inggris pun jadi tim pertama yang mampu melakukannya selama 16 edisi turnamen antarnegara Eropa tersebut.
Ketangguhan benteng Inggris itu bakal mendapat ujian ketika ditantang Denmark di Wembley Stadium dini hari nanti (siaran langsung RCTI/iNews/ON Channel HD/Soccer Channel/Mola TV pukul 02.00 WIB).
Secara kualitas, Danish Dynamite memang berada di bawah Jerman (perempat final) maupun Kroasia (fase grup) yang telah dikalahkan oleh Inggris. Tetapi, apa yang ada di atas kertas atau faktor teknis bisa berubah ketika dihadapkan dengan faktor nonteknis. Khususnya mentalitas kuartet pertahanan Inggris.
Seperti ditulis media-media Inggris seperti Sky Sports dan Mirror, titik berat ada pada dua personel Manchester United. Masing-masing bek tengah Harry Maguire dan bek kiri Luke Shaw.
Bagi Maguire-Shaw, semifinal adalah momok. Dalam dua musim terakhir di level klub, mereka sudah merasakan setidaknya lima semifinal. Perinciannya, dua kali pada musim lalu di Liga Europa dan Piala Liga serta tiga kali semusim sebelumnya (Piala Liga, Piala FA, dan Liga Europa).
Apesnya, dari lima kesempatan tersebut, hanya satu yang berujung menembus final. Yaitu, Liga Europa musim lalu. Itu pun United dikalahkan Villarreal CF melalui drama adu penalti yang harus ditentukan hingga penendang kesebelas.
Daftar gagal itu bertambah panjang jika digabungkan dengan kiprah bersama Inggris. Sebab, Inggris juga menapak semifinal pada Piala Dunia 2018, tapi gagal melaju ke final.
Tetapi, kala itu hanya Maguire yang merasakannya. Sementara Shaw tidak masuk skuad yang dibawa tactician Gareth Southgate ke Rusia.
”Semifinal Euro tentu berbeda (dengan semifinal Piala Dunia 2018 maupun semifinal bersama United, Red) dan saya menjadikannya sumber motivasi untuk tidak mengulang hasil buruk,” ucap Maguire kepada Sky Sports.
Lawan Denmark sekaligus dijadikan momen bagi bek termahal dunia itu untuk membayar kesalahannya kepada Southgate. Yaitu, ketika Maguire dikalahkan Denmark 0-1 di Wembley Stadium dalam UEFA Nations League pada 15 Oktober tahun lalu.
Padahal, dalam laga itu, Southgate kembali memberikan kepercayaan kepada Maguire membela The Three Lions setelah terlibat masalah pidana (penyerangan dan penyuapan) saat liburan musim panas di Yunani.
”Momen saat itu sangat sulit dalam hidupku dan sekarang aku sudah move on. Gareth (Southgate) pun selalu mendukungku,” beber bek 28 tahun itu seperti dilansir The Sun.
Sorotan tak hanya tertuju kepada penggawa Manchester merah (United). Sebab, pertahanan Inggris juga diperkuat pemain dari Manchester biru (City).Yaitu, bek kanan Kyle Walker dan bek tengah John Stones.
Di balik nirgol Inggris, Walker dan Stones dianggap tidak bermain sebagus yang tercatat di statistik. Walker, misalnya. Dia hanya memenangi sekitar 60 persen duel areanya selama Euro. Yang paling kentara ketika kalah tiga dari tujuh kesempatan melawan Jerman dan dua dari empat duel ketika menghadapi Kroasia.
The Stallion –julukan Walker– juga diklaim sebagai penyebab kekalahan Inggris oleh Denmark pada 15 Oktober tahun lalu. Kala itu, dia jadi penyebab terjadinya hukuman penalti yang sukses dieksekusi bintang Denmark Christian Eriksen setelah melanggar gelandang bertahan Danish Dynamite Thomas Delaney.
Di sisi lain, seiring empat dari starting XI Denmark adalah pemain dari klub Premier League, Inggris dituntut waspada. Keempatnya adalah kiper Kasper Schmeichel asal Leicester City, bek Andreas Christensen (Chelsea), bek Jannik Vestergaard (Southampton FC), dan gelandang bertahan Pierre-Emile Hojbjerg (Tottenham Hotspur).
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!