[ad_1]
JawaPos.com – Pemerintah memproyeksikan penerimaan pajak 2021 tidak mencapai target. Realisasinya diperkirakan hanya 92,9 persen dari target yang ditetapkan pada APBN 2021 mencapai Rp 1.229,6 triliun. Dengan demikian, penerimaan pajak tahun ini akan sebesar Rp 1.142,5 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, outlook penerimaan pajak tersebut masih mengalami pertumbuhan 6,6 persen daripada tahun lalu. Proyeksi tersebut telah mempertimbangkan risiko dampak persebaran Covid-19 varian Delta pada penerimaan kuartal III dan IV 2021.
“Dari pajak mungkin terpukul karena aktivitas di semester II nanti,” katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR Senin (23/8).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, berbagai insentif pajak yang diberikan memicu shortfall penerimaan tersebut. Di antaranya, untuk bidang kesehatan yang digelontorkan sebesar Rp 3,64 triliun. Serta dunia usaha sebanyak Rp 45,1 triliun yang diberikan untuk pajak penghasilan (PPh) 21, PPh 22, PPh 25, pajak pertambahan nilai (PPN), penurunan tarif wajib pajak (WP) badan, dan PPh final UMKM.
“Sampai dengan semester I 2021. Kalau kita lihat dari penerimaan pajak itu belum normal karena memang ekonomi kita belum sembuh sama sekali.”
Outlook penerimaan pajak tersebut lebih rendah dibandingkan dengan paparan yang pemerintah sampaikan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPR pada 12 Juli 2021. Saat itu, pemerintah memperkirakan penerimaan pajak sepanjang tahun ini akan mencapai Rp 1.176,3 triliun atau tumbuh 9,7 persen.
Hingga semester I tahun ini, penerimaan pajak tercatat Rp 557,8 triliun atau tumbuh positif 4,9 persen. “Pertumbuhan tersebut didorong pemulihan ekonomi dan peningkatan harga komoditas.”
Sementara itu, outlook penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 233,4 triliun. Angka itu diperkirakan tumbuh 9,5 persen dari tahun lalu.
“Untuk kepabeanan dan cukai, kita mungkin akan menghadapi di atas target lagi, yaitu 108,6 persen dari target dengan growth 9,5 persen,” ujarnya.
Ketua Komisi XI DPR Dito Ganinduto mengapresiasi atas pelaksanaan kinerja APBN semester I tahun ini. Meskipun, Dito mengakui, adanya peningkatan kasus Covid-19 menjadi tantangan bagi laju pemulihan ekonomi.
“Melihat kinerja APBN semester I 2021 dan terjadinya peningkatan kasus Covid-19 saat ini, saya optimistis bahwa kerja sama seluruh stakeholder menjadi kunci yang efektif di semester II 2021,” tuturnya.
PENDAPATAN NEGARA DIPERKIRAKAN 99,5 PERSEN DARI TARGET.
TERBAGI ATAS:
Proyeksi pajak sebesar 92,9 persen dari target atau lebih rendah sekitar Rp 87,1 triliun (tumbuh 6,6 persen)
Kepabeanan dan cukai bakal 108,6 persen dari target atau lebih tinggi Rp 18,4 triliun (tumbuh 9,5 persen)
PNBP akan tercapai 119,8 persen dari target atau lebih tinggi sekitar Rp 59 triliun (tumbuh 3,9 persen)
Sumber: Kemenkeu
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!