Survei Diaz Hendropriyono: Warganet Dukung RI Berbaikan dengan Israel

oleh
oleh

[ad_1]

Jakarta, IDN Times – Ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono menggelar polling melalui akun media sosialnya di Instagram. Pertanyaan yang diajukan kepada 126 ribu pengikutnya sederhana “ramai kabar Indonesia akan jalin hubungan dengan Israel, bagaimana menurut Anda? Yes atau No?”

Mengutip akun Instagramnya, survei itu diikuti 4.399 orang. Hasil survei itu ia unggah pada 14 Desember 2020 yang menunjukkan selisih warga yang menolak dan mendukung agar Indonesia dan Israel membuka hubungan diplomatik sangat sedikit, yakni 2 persen. 

Sebanyak 51 persen atau 2.248 individu mendukung agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Sedangkan, 2.151 atau 49 persen menolak ide tersebut. 

“Wah! Berdasarkan survei kecil-kecilan di IG story, ternyata 51 persen mendukung Indonesia untuk membuka hubungan dengan Israel?” tulis putra dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono itu. 

Survei itu dibuat Diaz bersamaan dengan momentum kencangnya informasi bahwa sudah ada pembicaraan antara pejabat tinggi Indonesia dengan Israel, terkait normalisasi hubungan. Walaupun, hal itu kemudian dibantah Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang menghubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas melalui telepon. Kepada Abbas, Jokowi menegaskan komitmen tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. 

Namun, Israel memiliki strategi lain agar Indonesia tertarik membuka hubungan diplomatik. Apa itu?

1. Israel gunakan AS untuk menawari investasi besar ke Indonesia

Survei Diaz Hendropriyono: Warganet Dukung RI Berbaikan dengan Israel

Salah satu strategi yang digunakan Israel yakni mengerahkan sekutunya yakni Amerika Serikat, untuk membujuk Indonesia. Caranya, melalui tawaran investasi besar ke dalam negeri. Apalagi Indonesia kini tengah membutuhkan kucuran dana asing untuk bangkit dari resesi akibat pandemik COVID-19. 

Tawaran itu disampaikan Direktur Eksekutif The U.S. International Development Finance Corporation Adam Boehler. Dalam wawancaranya, Boehler tidak membantah sudah pernah membicarakan hal ini dengan pejabat tinggi Indonesia. Meski tidak menyebut kapan pembicaraan tersebut terjadi, namun publik menduga momen itu berlangsung ketika delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan ke Negeri Paman Sam. 

Stasiun berita Al Jazeera, Selasa, 22 Desember 2020 melaporkan ia turut membahas mengenai kemungkinan normalisasi antara Indonesia dengan Israel. Imbalannya, nilai investasi ke Indonesia akan ditingkatkan hingga US$2 miliar.

“Kami membicarakan hal ini dengan mereka (Indonesia). Bila mereka (Indonesia) siap, maka kami siap dan bila mereka benar-benar siap maka kami lebih dari senang hati mendukung secara finansial dari apa yang sudah kami janjikan sebelumnya,” tutur Boehler dalam wawancara tersebut. 

Boehler pun mengaku tidak terkejut bila organisasi yang ia pimpin akan membantu mengucurkan lebih banyak investasi senilai US$1 miliar atau US$2 miliar. 

2. Israel incar Arab Saudi dan Indonesia agar bersedia membuka hubungan diplomatik

Survei Diaz Hendropriyono: Warganet Dukung RI Berbaikan dengan Israel

Pengamat hubungan Timur Tengah Faisal Assegaf mengatakan, Israel sudah sejak lama mengincar dua negara dengan penduduk Muslim besar. Pertama, Arab Saudi dan kedua, Indonesia. 

Ia mengatakan bila Saudi bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel, maka tak butuh waktu lama bagi negara-negara Muslim di kawasan Timur Tengah untuk mengekor langkah Saudi.

Sedangkan, Indonesia dijadikan pemimpin tradisional di kawasan Asia Pasifik. Bila Indonesia bersedia mengakui Israel sebagai negara berdaulat, maka negara-negara lain di kawasan itu juga akan mengikuti langkah yang sama. 

Faisal menjelaskan, peran Amerika Serikat sangat besar untuk mencapai tujuan ini. Apalagi Israel sadar, baik Saudi dan Indonesia membutuhkan Negeri Paman Sam. 

 “Putera Mahkota Mohammed bin Salman memiliki kepentingan untuk mengamankan tahta menggantikan ayahnya sebagai raja. Untuk mencapai tujuan itu, dia membutuhkan dukungan AS. Oleh sebab itu, ia memenjarakan lawan-lawan politiknya,” ungkap Faisal ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Rabu, 23 Desember 2020. 

Indonesia berkepentingan dengan AS karena butuh investasi asing untuk memperbaiki situasi perekonomian yang memburuk akibat pandemik COVID-19.

“Jadi, Saudi butuh untuk kepentingan politik. Sedangkan, Indonesia butuh karena kepentingan ekonomi,” ujar Faisal. 

Namun, dalam pandangan Faisal, akan lebih mudah menghilangkan ganjalan di Saudi, sehingga peluang membuka hubungan diplomatik lebih besar. Saudi adalah negara kerajaan yang otoriter, sehingga tidak memungkinkan adanya aspirasi atau protes dari publik.

“Sementara, kondisi di Indonesia, warganya boleh bersuara karena hal itu dilindungi oleh konstitusi,” katanya. 

3. Warganet mendukung Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel untuk jadi penengah konflik

Survei Diaz Hendropriyono: Warganet Dukung RI Berbaikan dengan Israel

Survei itu menuai 845 komentar di akun Diaz. Uniknya, tidak sedikit dari mereka yang mendukung agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel, untuk membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina. 

“Bagus dong. Kita harus melihat secara clear, jangan membawa-bawa tentang agama. Juga kalau Indonesia ingin berperan sebagai juru damai maka semua pihak yang bertikai harus diapproach,” komentar pemilik akun @gegaisboy. 

Ada pula yang mempertanyakan mengapa Indonesia seolah anti membuka hubungan dengan Israel. Sementara, dengan negara lain Indonesia memiliki hubungan baik. 

“Buat saya jelas setuju. Kalau kita bisa punya hubungan diplomatik dengan negara-negara lain, lalu mengapa dengan Israel tidak? Kalau berkaitan dengan Palestina, justru berurusan dengan Israel malah lebih baik, bisa jadi penengah, bisa dengar pendapat kedua pihak. Fair kan?” tulis pemilik akun @sigitcondrokusumo. 

Ia menambahkan, Indonesia justru bisa diuntungkan lantaran Israel merupakan negara yang memiliki teknologi canggih. “Rugilah kita kalau dapat teknologinya lewat negara ketiga. Arab saja memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Kok kita anti Israel ngalah-ngalahin negara Arab itu lho,” tutur dia. 

Ada pula yang mendukung agar Indonesia membuka hubungan diplomatik untuk mendorong agar ekonomi bisa secepatnya pulih. “Yes, buka luas hubungan internasional agar perekonomian cepat pulih,” tulis pemilik akun @rifoadrie. 

Namun, pemilik akun @deriginanramdani meminta agar publik ingat sejarah yang disampaikan Bung Karno. “Bangsa Indonesia tidak akan mungkin berhubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka,” tulis akun tersebut. 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.