[ad_1]
JawaPos.com–Menjelang pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan, pihaknya akan memasifkan vaksinasi Covid-19 kepada guru. PTM hanya akan dilakukan bila vaksinasi guru di Surabaya sudah tuntas.
”Bila vaksin guru selesai, kita lakukan PTM secara bertahap. Sistemnya bertahap dulu. Yang pertama, 25 persen dari jumlah siswa. Kemudian akan dievaluasi. Kalau sudah baik, maka 50 persen. Dan seterusnya, sampai 100 persen,” ujar Eri 1 Surabaya pada Jumat (16/4).
Saat ini, Eri mengaku, masih membuat dan mengatur standarisasi sekolah. Sehingga, ada standar operasional prosedur (SOP) yang dijalankan semua pihak.
”Pertama, kita pastikan semua sarana prasarana untuk standar protokol kesehatan semua sekolah sudah harus ada. Kemudian, dinas pendidikan melakukan cek terhadap itu,” lanjut Eri.
Sekolah diwajibkan melakukan simulasi. Sehingga, lanjut Eri, ketika sekolah tatap muka diselenggarakan, sekolah sudah siap.
”Minggu ini beberapa sekolah sudah melakukan simulasi belajar tatap muka. Paling utama, anak itu kita lihat sehat dulu. Yang tidak sehat kita imbau untuk tidak datang ke sekolah, karena tetap bisa melakukan pembelajaran melalui daring,” ujar Eri.
Eri memastikan, hampir semua sekolah siap. Namun, pihaknya harus benar-benar memastikan kesiapan tersebut. ”Kami tidak ingin ada klaster pendidikan setelah sekolah tatap muka,” kata Eri.
Ketika ditanya terkait tes GeNose C19 sebagai antisipasi, Eri menjelaskan, sudah melakukan pengkajian terhadap efektivitas penggunaannya. GeNose dilakukan bersamaan dengan cek suhu sebelum masuk ruangan.
”Tinggal nanti kita lihat peralatannya tersedia secara masal atau tidak. Sebab sekolah cukup banyak. GeNose ini nanti kemungkinan seminggu sekali,” terang Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo menjelaskan, vaksinasi guru ditargetkan tuntas April dan Mei. ”Target tuntasnya sekitar April atau Mei. Sekarang masih dimasifkan,” tutur Supomo.
Dia menambahkan, saat ini seluruh sekolah sudah melakukan simulasi. Dari simulasi itu, Dispendik sedang melakukan pengecekan kesiapan sekolah dan juga persetujuan wali murid.
”Kami sudah lama membuat pendataan persetujuan wali murid. Ini penting karena ada wali murid yang nggak berkenan untuk ikut pelajaran tatap muka. Solusinya, kami siapkan pembelajaran daring. Kami akan melayani itu,” ujar Supomo.
Ketika ditanya terkait sistem sekolah tatap muka yang hanya diikuti 25 persen dari total siswa, Supomo menjelaskan, tidak ada penyaringan. Namun murni dari urutan siswa. Sehingga ada physical distance.
”Nggak ada penyaringan. Kalau ada sistem penyaringan, nanti seolah siswa ini lebih baik daripada siswa lain. Tujuan pertama adalah anak ini harus sehat. Kita imbau begitu. Jadi pemilihannya bisa lewat absen atau ganjil genap. Nanti kalau nggak dilakukan gantian, nanti bosan sama teman yang itu-itu saja,” papar Supomo.
Supomo menjelaskan pihaknya turut menggandeng pakar untuk mendampingi Dispendik melakukan pengkajian dari sisi medis. Sehingga, tidak ada klaster pendidikan.
”Kami pastikan sekolah tatap muka sudah siap. Dispendik akan terus melakukan pengecekan simulasi,” ucap Supomo.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!