[ad_1]
JawaPos.com – Kaum hawa biasa melakukam teknik perawatan kecantikan dengan botox atau toksin botulinum. Fungsinya untuk menghentikan kerutan seiring bertambahnya usia.
Era pandemi, mendorong para ilmuwan Prancis meneliti fungsi botox untuk Covid-19. Mereka menyebut botox juga melindungi orang dari infeksi Covid-19.
Namun, sebagian ahli mengatakan bahwa penelitian ini belum bisa membuktikan apakah botox memang bisa melawan Covid-19.
Dilansir dari Science Times, Rabu (15/9), dalam makalah yang berjudul ‘Bisakah Pengobatan Dengan Botulinum Toxin Melindungi Terhadap Infeksi Selanjutnya Dengan Covid-19?‘ diterbitkan dalam Journal of Stomatology, Oral and Maxillofacial Surgery, peneliti Prancis melaporkan hasil perbandingan dampak SARS-CoV-2 pada pasien yang disuntik dengan toksin botulinum dibandingkan dengan populasi umum.
Menurut Daily Mail, 193 pasien telah terlibat dalam penelitian ini dan semuanya menerima botox untuk penyakit medis. Para peneliti mengikuti pasien selama tiga bulan setelah menerima suntikan untuk memantau apakah mereka akan tertular SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Tak satu pun dari peserta dinyatakan positif terkena infeksi mematikan, sementara dua dilaporkan mengalami gejala. Salah satunya adalah seorang perempuan berusia 53 tahun yang mengalami gejala setelah perjalanan ke Las Vegas, sementara yang lainnya adalah seorang perempuan berusia 70 tahun yang jatuh sakit tetapi tidak pernah diuji.
Tim menyoroti kasus seorang perempuan berusia 64 tahun dari Prancis selatan yang mendapat suntikan botox dan mengklaim bahwa dia tidak tertular virus meskipun tinggal di desa di mana hampir semua orang terinfeksi. Selain itu, mereka juga menunjuk seorang perempuan berusia 46 tahun yang tidak terinfeksi bahkan setelah putrinya dinyatakan positif. Namun, tidak ada informasi apakah ibu dan anak itu tinggal bersama.
Para peneliti menulis dalam makalah mereka bahwa botulinum neurotoxin tipe A dapat memblokir asetilkolin (ACh) dan neuromodulasi dan neuroreseptor lainnya. Mereka menyarankan bahwa kemampuan perlindungan nikotin terhadap Covid-19 dengan memblokir ACh mirip dengan sifat pemblokiran suntikan Botox.
Namun, para ahli seperti Profesor Willem van Schaik dari Institut Mikrobiologi dan Infeksi Universitas Birmingham mengatakan kepada Daily Mail bahwa makalah baru-baru ini menyajikan bukti lemah bahwa botox dapat melindungi terhadap Covid-19. Dia menambahkan bahwa standar emas untuk pengobatan adalah menjalani uji klinis dibandingkan dengan plasebo.
Selain itu, dia mengatakan bahwa makalah itu tidak memberikan penjelasan rinci tentang mekanisme bagaimana botox bereaksi terhadap virus. Para peneliti mengakui bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bagaimana botox dapat menghentikan infeksi.
Mengenal Botox
Menurut Mayo Clinic, suntikan botox digunakan untuk mengurangi kerutan wajah dan mengobati kondisi lain. Botox adalah obat pertama yang menggunakan toksin botulinum, yang relatif aman jika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman.
Lebih dari itu, botox memblokir neuroreseptor tertentu yang bertanggung jawab atas kontraksi otot. Botox digunakan untuk mengendurkan otot-otot wajah yang menyebabkan kerutan di dahi dan sekitar mata.
Tetapi, penggunaan botox lainnya juga dapat mencakup kondisi yang memengaruhi fungsi tubuh, seperti distonia serviks, mata malas, kontraktur otot pada beberapa kondisi neurologis, hiperhidrosis atau keringat berlebih, migrain kronis, disfungsi kandung kemih, dan mata berkedut.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!