[ad_1]
JawaPos.com – Pada momen Idul Adha, tidak terjadi kenaikan penumpang di Stasiun Surabaya Gubeng. Bahkan cenderung menurun. Pada hari biasa, jumlah penumpang rata-rata 600 orang. Sebelum dan pasca-Idul Adha ini, jumlahnya rata-rata 400–500 orang. Tercatat sejak 19–20 Juli, hanya ada 881 penumpang yang naik dari Stasiun Gubeng. Sementara itu, ada 1.070 penumpang yang turun di stasiun tersebut.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menuturkan, jumlah penumpang tersebut menyamai angka penumpang saat hari biasa. ’’Itu terjadi karena kami masih menerapkan pengurangan armada yang tak lain merupakan bagian dari PPKM darurat,” ujarnya kemarin.
Berdasar catatan Jawa Pos, saat ini KA lokal yang beroperasi hanya empat armada. Yakni, tujuan Sidoarjo dan Bangil. Sementara itu, untuk KA jarak jauh menengah ada enam armada. Antara lain, tujuan Bandung, Pasar Senen, Ketapang, dan Lempuyangan. ’’Kapasitas dikurangi untuk pencegahan persebaran Covid-19,” paparnya.
Di bagian lain, pada momen Idul Adha, PT KAI Daop 8 juga menetapkan status perjalanan pada 20–25 Juli diperuntukkan hanya bagi pelaku perjalanan yang bekerja di sektor esensial dan kritikal serta untuk kepentingan mendesak.
”Aturan tersebut mengacu pada SE Kemenhub No 54 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 42 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dalam Negeri dengan Transportasi Perkeretaapian pada Masa Pandemi Covid-19,” ujar Luqman.
Sesuai Instruksi Mendagri Nomor 18 Tahun 2021, bidang yang menjadi sektor esensial adalah keuangan dan perbankan, pasar modal, TI dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina Covid-19, dan industri orientasi ekspor.
Kemudian, yang termasuk sektor kritikal adalah kesehatan, keamanan dan ketertiban masyarakat, penanganan bencana, energi, logistik, transportasi dan distribusi, makanan minuman dan penunjangnya, pupuk dan petrokimia, semen dan bahan bangunan, objek vital nasional, proyek strategis nasional, konstruksi, serta utilitas dasar. ”Maka, wajar kalau jumlah penumpang justru turun,” terangnya.
Luqman menerangkan, selama masa tersebut, pihaknya tetap menjalankan prokes dengan ketat. Setiap pelanggan harus dalam kondisi sehat (tidak menderita flu, pilek, batuk, hilang daya penciuman, diare, dan demam), suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat Celsius, serta memakai masker kain tiga lapis atau masker medis yang menutupi hidung dan mulut.
Setiap petugas di stasiun keberangkatan, kata dia, akan melakukan pemeriksaan seluruh persyaratan pelanggan sebelum diizinkan melakukan perjalanan. Jika ada yang tidak lengkap, yang bersangkutan tidak akan diizinkan untuk berangkat dan uang tiket akan dikembalikan 100 persen. ”KAI mendukung penuh semua langkah yang diambil pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia,” tutur dia.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!