[ad_1]
JawaPos.com – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 membuat semakin besarnya learning loss di Indonesia. Dampak dari learning loss ini pun diprediksi akan berlangsung lebih dari lima tahun.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril mengatakan, butuh waktu lama untuk memperbaiki kondisi ini. Butuh waktu 9 tahun memperbaiki learning loss pada pelajar.
“Untuk bisa memperbaiki kondisi saat ini dibutuhkan, diprediksi bisa sampai 9 tahun,” kata dia dalam Peluncuran Seri Webinar Guru Belajar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Jumat (28/5).
Saat ini pandemi pun masih terus membayangi Indonesia. Oleh karenanya, dibutuhkan akselerasi dengan menjalankan berbagai macam metode pembelajaran untuk mempersempit dampak learning loss.
“Dibutuhkan berbagai macam strategi pembelajaran yang berdasar pada kemampuan dasar anak untuk dapat dikembangkan sesuai perkembangan kompetensinya,” terang dia.
Meski nantinya strategi pembelajaran terbaik untuk menghindari learning loss ditemukan, hal itu belum cukup. Sebab, pada dasarnya pelajar memang membutuhkan pembelajaran tatap muka (PTM).
“Segala upaya harus dilakukan agar sekolah bisa buka. Atau memprioritaskan agar sekolah kembali buka,” imbuhnya.
Saat ini, program vaksinasi kepada guru dan tenaga kependidikan terus diupayakan guna terselenggaranya PTM terbatas. Dia berharap vaksinasi kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan selesai pada bulan Juni 2021.
“Sesudah vaksinasi tenaga kependidikan dan pendidik selesai PTM terbatas perlu diakselerasi dengan protokol kesehatan,” tutupnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!