[ad_1]
JawaPos.com – Para pemimpin Eropa akan bertemu untuk membahas sanksi yang dijatuhkan kepada Belarus. Itu dilakukan gara-gara pemerintah Belarus memaksa pesawat Ryanair tujuan Vilnius, Lithuania, mendarat di Minsk Minggu (23/5). Mereka menyatakan ada ancaman bom di pesawat tersebut dan mengerahkan jet tempur Mig-29 untuk memaksa pesawat dengan nomor penerbangan FR4978 itu putar balik.
Padahal, tidak ada bom di pesawat. Tindakan tersebut dilakukan untuk menangkap aktivis Roman Protasevich dan kekasihnya, mahasiswa European Humanities University (EHU) Lithuania Sofia Sapega. Media lokal Belarus menyatakan bahwa tindakan itu diperintahkan secara langsung oleh Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Para pemimpin Eropa menyebut langkah Belarus itu sebagai pembajakan.
”Kami yakin beberapa agen KGB Belarus juga turun di bandara (Minsk),” terang CEO Ryanair Michael O’Leary seperti dikutip The Guardian kemarin (24/5).
Selain Protasevich dan Sapega, memang ada empat orang lainnya yang turun dari pesawat. Itu menjadi dugaan bawa Protasevich sudah diikuti intelijen Belarus. Saksi mata di dalam pesawat menyatakan bahwa Protasevich sangat ketakutan. Belarus adalah salah satu negara yang masih menerapkan hukuman mati. Sebelum pesawat mendarat, dia menyerahkan semua barang-barang pentingnya kepada Sapega.
Protasevich adalah mantan redaktur Nexta, media yang beroperasi di channel Telegram. Dia meninggalkan Belarus pada 2019 dan tinggal di Lithuania. Dari negara tersebut, dia meliput Pemilihan Presiden Belarus 2020. Nexta berperan sebagai media oposisi selama pilpres. Protasevich didakwa melakukan tindak terorisme dan menghasut kerusuhan yang menyebabkan massa turun ke jalan untuk menentang Lukashenko.
Hasil pemilu menjadi sengketa. Lukashenko yang memimpin Belarus sejak 1994 akhirnya menang. Sejak itu dia menangkapi para tokoh oposisi dan aktivis. Lukashenko dan puluhan pejabat Belarus disanksi Uni Eropa (UE) karena represi yang mereka lakukan. Yaitu, mulai memberlakukan larangan perjalanan hingga pembekuan aset.
Latvia dan Lithuania mendesak agar wilayah udara Belarus dinyatakan sebagai area yang tidak aman. Menlu Latvia Edgars Rinkevics menyatakan bahwa seharusnya wilayah itu ditutup untuk semua penerbangan.
Rute dua penerbangan ke Ukraina dan Georgia sudah diubah untuk menghindari wilayah udara Belarus. Perwakilan urusan luar negeri UE Josep Borrell menyerukan penyelidikan internasional atas insiden tersebut. Mereka yang terlibat harus dihukum.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!