Ada Warga Isolasi Mandiri di Sidoarjo yang Meninggal

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Angka pertambahan kasus positif Covid-19 di Sidoarjo disebut lebih kecil jika dibandingkan dengan wilayah tetangga. Namun, masih ada pasien yang meninggal dunia. Bahkan, hingga Senin (29/6) ada di antara mereka yang dikuburkan di pemakaman yang sering dipakai warga positif Covid. Yakni, Tempat Makam Umum (TMU) Delta Praloyo Asri.

Berdasar informasi dari tim penggali makam, saat kasus positif naik seperti saat ini, jumlah warga yang meninggal juga bertambah. Jenazah yang dimakamkan pun meningkat.

Dalam sehari dia bisa menggali makam untuk lima hingga enam orang. Bahkan bisa sampai sembilan orang. Pernah juga hingga belasan jenazah. Proses penggalian mulai pagi sampai sore.

Meningkatnya kasus kematian di Kota Delta itu dibenarkan oleh pihak dinas kesehatan. ’’Saat kasus naik, otomatis angka kematian juga bertambah. Warga yang meninggal biasanya dalam kondisi berat,’’ ujar Sekretaris Dinkes Sidoarjo Zuhaida.

Kondisi berat penderita positif Covid diperparah dengan adanya penyakit penyerta. Mereka pun tidak mampu melawan serangan virus. Kondisinya terus menurun.

Menurut Zuhaida, saat ini tidak semua pasien Covid dimakamkan di Delta Praloyo Asri. Ada di antara mereka yang dikubur di pemakaman tempat mereka tinggal. ’’Asalkan warga tidak keberatan dan bersedia menerima, pemakaman bisa di tempat tinggal pasien. Jika tidak bisa, dapat dimakamkan di Praloyo,’’ ujarnya.

Kenaikan angka kematian pasien Covid juga diakui pihak rumah sakit. Salah satu rumah sakit yang angka kematian pasien mengalami kenaikan adalah RSUD Sidoarjo.

Dalam sepekan terakhir, lonjakan kasus kematian cukup tinggi. Dalam sehari, ada 17 orang yang meninggal. ’’Saat itu, kami juga merawat jenazah warga yang meninggal di rumah saat isolasi mandiri. Perawatan jenazah di rumah sakit dan dimakamkan di Praloyo,’’ ucap Ketua Tim Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi RSUD Sidoarjo Wasis Nupikso.

Jadi, warga yang meninggal karena Covid tidak hanya di rumah sakit. Ada pula yang meninggal saat sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Sebab, tidak semua warga yang isolasi mandiri tersebut memiliki gejala ringan. Ada yang awalnya memang bergejala ringan.

Baca Juga: Jam Malam di Surabaya Dimajukan, Karyawan Bawa SIKM

Tapi, seiring berjalannya waktu, kondisi semakin buruk. Gejala yang dialami semakin berat. Namun, mereka tidak mendapat pertolongan optimal karena tidak mendapat perawatan di rumah sakit rujukan. Sebab, tempat isolasi penuh.

Saat ini rumah sakit milik pemerintah itu diisi lebih dari 290 pasien. Tempat tidur untuk isolasi juga telah ditambah dari 225 menjadi 250 unit. Bahkan, ada pasien yang masih ditangani di ruang isolasi instalasi gawat darurat (IGD). 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.