Afghanistan Ditinggal AS, Taliban Kian Berkuasa di Wilayah Utara

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Taliban makin bercokol. Mereka berhasil menguasai puluhan distrik di wilayah utara Afghanistan. Sejak Minggu malam (4/7) hingga Senin (5/7), ada 1.037 tentara Afghanistan yang akhirnya melarikan diri melintasi perbatasan menuju Tajikistan.

”Mempertimbangkan prinsip bertetangga yang baik dan berpegang pada posisi nonintervensi dalam urusan internal Afghanistan, personel militer pasukan pemerintah Afghanistan diizinkan memasuki wilayah Tajikistan,” bunyi pernyataan pemerintah Tajikistan seperti dikutip Agence France-Presse.

Abdul Basir, salah seorang tentara yang berbasis di Provinsi Badakhshan, mengungkapkan bahwa sebagian yang melarikan diri itu adalah kelompoknya. Mereka sejatinya masih melawan. Permintaan bala bantuan sudah diserukan, tapi diabaikan. Karena itulah, lari sementara ke Tajikistan menjadi pilihan.

Saat ini mayoritas Provinsi Takhar dan Badakhshan sudah ada di tangan Taliban. Dua provinsi itu pernah menjadi benteng bagi Aliansi Utara anti-Taliban selama perang saudara pada 1990-an. Dua wilayah itu tidak pernah kalah. Kali ini, kecepatan pengambilalihan Taliban di dua provinsi tersebut merupakan pukulan psikologis bagi pemerintah Afghanistan.

Pihak pemerintah Afghanistan telah berjanji untuk melancarkan serangan balasan. Penasihat keamanan Afghanistan Hamdullah Mohib saat diwawancarai kantor berita Rusia RIA mengungkapkan bahwa operasi tersebut benar-benar tengah dilakukan. Namun, kenyataan di lapangan berkata sebaliknya.

Pasukan Afghanistan kian goyah ketika satu per satu pasukan NATO dan Amerika Serikat meninggalkan negara tersebut. Jumat (2/7) AS telah menyerahkan Pangkalan Udara Bagram sepenuhnya ke pasukan keamanan Afghanistan. Pangkalan udara itu selama dua dekade terakhir menjadi pusat operasi pasukan AS di negara tersebut.

Masih ada pasukan AS dan Inggris di Afghanistan. Tapi, jumlahnya tidak banyak dan mayoritas bertugas menjaga kedutaan. Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan bahwa pasukan terakhir akan meninggalkan negara tersebut pada akhir Agustus. Hal senada diungkapkan Kementerian Pertahanan Inggris.

Analis politik Atta Noori mengungkapkan, pasukan Afghanistan sudah kehilangan semangat juangnya. Sebab, dukungan pasukan asing sudah tidak ada lagi dan jalur suplai pasukan kian berkurang. Beberapa pos keamanan menyerah kepada Taliban tanpa perlawanan. Biasanya Taliban mengirimkan beberapa tokoh tetua kepada para tentara yang berjaga dan meminta mereka menyerah. ”Ini adalah situasi darurat bagi pemerintah Afghanistan. Mereka harus meningkatkan serangan balasan secepatnya,” tegasnya.

Di lain pihak, Taliban meminta kesepakatan dipenuhi. Yaitu, semua pasukan asing keluar dari Afghanistan tanpa terkecuali ketika batas akhir tiba. AS berjanji penarikan pasukan terakhir dilakukan pada 11 September nanti, tepat pada hari peringatan serangan ke WTC oleh Al Qaeda. Serangan itulah yang melandasi operasi AS di Afghanistan.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *