Banyak Turnamen Batal, Pekerjaan Tim Nasional Indonesia Makin Pelik

oleh
Olimpiade

[ad_1]

JawaPos.com – Ditundanya Malaysia Open 2021 membawa dampak pada Singapore Open 2021. Dua turnamen tersebut memang dihelat bergiliran. Kini belum ada kepastian dari BWF tentang kelanjutan turnamen itu.

Kabidhumas dan Media PP PBSI Broto Happy menjelaskan, awalnya dua turnamen itu menjadi satu rangkaian. Dengan adanya karantina di Malaysia, saat ke Singapura, atlet dan ofisial tidak perlu melakukan karantina lagi.

”Normalnya memang Singapura itu nempel sama Malaysia. Istilahnya kalau banjir, bendungannya dibikin di Malaysia. Kini Malaysia Open 2021 ditunda, berarti Singapore Open harus membuat protokol kesehatan lagi,” ujar Broto saat dihubungi kemarin.

Hal itulah yang masih belum ada kepastian apakah berlanjut atau ikut ditunda. ”Protokol baru lagi atau seminggu ada karantina atau seperti apa, kami masih menunggu keputusan BWF dan SBA (Federasi Bulu Tangkis Singapura, Red),” lanjut Broto.

Di tengah kondisi yang tidak pasti tersebut, PBSI menyiapkan langkah antisipasi. Jika tetap digelar, Singapore Open 2021 akan menjadi satu-satunya turnamen menjelang Olimpiade Tokyo 2020.

Kabidbinpres PP PBSI Rionny Mainaky menyatakan, pihaknya merencanakan pertandingan simulasi. Itu menjadi bentuk antisipasi jika Singapore Open 2021 ditunda dan tidak ada turnamen menjelang Olimpiade. Dia merasa satu turnamen tersisa tidak cukup untuk turnamen pemanasan.

”Maka dari itu, saya akan mengadakan pertandingan simulasi setiap sektor sebagai ajang uji coba. Termasuk rencana tim Olimpiade menjalani karantina di pelatnas dengan latihan yang terpisah,” ujarnya.

Pertandingan simulasi yang dimaksud menyerupai home tournament yang pernah digelar pada Juli 2020. Para pemain pelatnas akan bertanding layaknya pertandingan resmi. Namun, semua tetap diadakan di pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta.

Sementara itu, pelatih Herry Iman Pierngadi sudah mewanti-wanti pemain terkait kondisi seperti ini. Saat ini pertandingan tidak banyak dan tidak pasti. Hanya tersisa beberapa minggu, bisa saja turnamen tiba-tiba batal.

”Kalau kondisi darurat, memang harus siap-siap buat dibatalkan. Kekecewaan tetap ada karena secara garis besar pemain sudah siap semua. Efeknya, latihan bisa kendur lagi kalau Singapore Open juga batal,” kata Herry IP.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.